Mohon tunggu...
Pablito del Sol
Pablito del Sol Mohon Tunggu... Freelancer - LEVANTATE Y ANDA! Hidup adalah sejarah dalam rangkaian Sabda

Penikmat Sabda dalam linea kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | La Rosa, Memoria

1 April 2020   23:26 Diperbarui: 3 April 2020   00:05 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rosa.  
Senja kini merona jingga
Kamu masih saja bermanja
Pulanglah Rosa
Ini ada seribu untaian doa
Dari dia yang meronta

Rosa.
Parasmu tidak lagi seperti semula
Sudah pudar menua
Dalam dekapan belukar pula
Ketika kamu berpikir saja
Sudah lupa bekas satu dua luka

Rosa.
Kamu mesti pergi
Kamu tak akan pernah mengerti
Seribu malam itu sudah tak berarti  
Hanya gelap yang kamu temui
Untuk menutur seluruh janji

Rosa.  
Bolehkah kamu menemani hariku?
Wala menung akan menuduhmu
Namun tak berarti aku harus pilu
Toh mereka juga akan berlalu
Dan aku akan tetap bersamamu

Rosa.
Sudah habiskan kisah kita?
Kamu pernah memberi waktu untuk bersama
Namun kamu diam tanpa kata
Boleh aku menjemputmu lagi, Rosa?
Bagiku ini bukanlah petaka

Rosa.
Esok kita masih bisa bangun
Walau mimpi dihalau banyak rintangan
Kamu akan selalu menjadi angan
Bagi semua yang punya harapan  
Bersamamu, Rosa Marian

Mermori Bersama Karang,

1 April 2020
Del Sol al Tesoro

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun