Mohon tunggu...
Amir
Amir Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMKN 2 Kediri

Penulis Part Time

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Rahasia Ayah

7 Oktober 2024   06:40 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:16 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dira menggigit bibir, menahan gelombang emosi yang hampir meledak. “Kenapa semuanya harus begini, Dam? Kenapa orang-orang yang kita cintai selalu menyimpan sisi gelap yang nggak pernah kita tahu?”

Adam menoleh, menatap mata Dira dengan penuh empati. “Karena manusia nggak pernah sempurna, Dir. Bahkan orang yang paling kita kagumi pun bisa membuat kesalahan. Tapi itu bukan berarti kita harus kehilangan rasa sayang kita pada mereka.”

Dira meremas surat itu erat-erat. Kepalanya dipenuhi pertanyaan yang belum terjawab. “Aku nggak tahu harus mulai dari mana, Dam. Semua ini terlalu rumit.”

Adam tersenyum tipis. “Mulailah dengan bertanya pada ibumu. Setidaknya, dengar dulu kisah dari sisi dia. Setelah itu, kamu akan tahu langkah apa yang harus diambil.”

Dira menghela napas berat, tapi dalam hati ia tahu Adam benar. Ia harus menghadapi ibunya, menghadapi kebenaran, meskipun kebenaran itu bisa saja menghancurkan semua kenangan indah tentang ayahnya.

Malam mulai turun perlahan, membawa hawa dingin yang menusuk kulit. Dira berdiri, meraih tangannya ke arah Adam. “Terima kasih, Dam. Kamu benar. Aku akan bicara dengan ibu.”

Adam menyambut tangannya, lalu berdiri. “Aku selalu di sini, kalau kamu butuh.”

Dira mengangguk dan memeluk sahabatnya erat. Ombak masih menghantam karang dengan bising, seolah ikut berbicara dalam kekacauan pikiran Dira. Namun kali ini, ia merasa sedikit lebih kuat untuk menghadapi badai yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun