Mohon tunggu...
Amir
Amir Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMKN 2 Kediri

Penulis Part Time

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ugal-Ugalan Berujung Petaka

25 Agustus 2024   08:44 Diperbarui: 25 Agustus 2024   08:47 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada hari Selasa, tepatnya pada pukul 2 siang, aku dan temanku disuruh untuk mengantarkan sebuah surat ke sekolah SMA 12 oleh Atasan kami. Atasan kami juga berpesan supaya surat tersebut diberikan kepada kepala sekolahnya. Setelah itu, kami pun berangkat untuk mengantarkan surat tersebut. 

Sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di SMA 12. Disana kami melihat banyak bangunan yang megah, artistik serta luas.

"Eh bangunannya bagus banget... Artistik lagi ! " Ucapku.

"Iyaa, bangunannya baguss. Tapi ada yang lebih dari itu... " Ucap Temanku.

"Apa ? " Tanyaku.

"Bangunannya loh luas sekali... Gak kaya sekolah kita, sempitttt... " Ucap Temanku sambil agak iri.

"Iyaa, yaudah yuk fokus ke tujuan utama aja... " Ajakku.

"Yokk... " Jawab Temanku.

Akhirnya, kami pun langsung mencari ruangan kepala sekolah SMA 12.

"Hemmm... Dimana ya ruangan kepala sekolahnya ? " Ucapku sambil agak bingung.

"Kita coba tanya Satpamnya aja ! " Ucap Temanku.

"Ide bagus ! " Ucapku.

Akhirnya kami pun bertanya pada Satpam sekolah tersebut tentang ruangan kepala sekolah.

"Pak, mau tanya, Dimana ya ruangan kepala sekolahnya ? " Tanyaku.

"Jalan ini, nanti lurus terus aja, kalau ada pertigaan belok ke kanan. " Jawab Satpam itu.

"Terimakasih, Pak. " Ucapku.

"Sama - Sama. " Ucap Satpam itu.

Akhirnya, aku dan temanku pun mengikuti arahan dari Satpam tersebut. 

Sekitar 5 menit berjalan, akhirnya kami menemukan ruangan kepala sekolahnya.

Kami pun masuk dan memberikan suratnya kepada kepala sekolah SMA 12. Disana, kami diajak berbincang - bincang santai oleh kepala sekolahnya. 

Setelah dirasa cukup, kami pun akhirnya berpamitan untuk kembali ke kantor. 

Setelah kurang lebih 15 menit berjalan, kami pun akhirnya sampai di parkiran motor depan sekolah tersebut.

Kami pun bersiap untuk kembali ke kantor.

"Phew, tugas telah selesai. Saatnya kembali ke kantor. " Ucapku.

"Iya, nanti perjalanan pulangnya gak akan selama datangnya kok, xixixxi. " Ucap Temanku dengan wajah mencurigakan."

"Perasaan gue gak enak " Ucapku dalam hati.

Pada menit - menit pertama memang belum muncul keanehan...

Saat sudah setengah jalan, tiba - tiba temanku meningkatkan kecepatannya hingga mencapai 100 km/h. Untungnya, disaat itu masih belum banyak kendaraan.

Tak berselang lama, terlihat banyak kendaraan yang berlalu - lalang. Sontak, aku pun memperingatkan temanku supaya menurunkan kecepatannya. Sontak, aku pun memperingatkan temanku supaya menurunkan kecepatannya. Bukannya menurunkan, dia justru menambah kecepatannya. Aku pun langsung berteriak. 

"WOY, TURUNKAN KECEPATAN !! INI BERLEBIHAN " Ucapku dengan nada tinggi.

"Hahahha... " Tawa Temanku.

Karena tidak fokus, akhirnya kami pun menabrak sebuah pohon....

*Jedarrrr*

Aku pun terpental ke depan, dan temanku menatap keras ke motornya. Para warga yang melihat kejadian itu, membawa kami ke rumah sakit terdekat. 

Di rumah sakit, kami dinasehati oleh Seorang Dokter.

"Beruntung kalian masih hidup.. Biasanya orang yang kecelakaan seperti kalian itu mati.. " Ucap Dokter tersebut. 

"Hadehhh... Lain kali jangan bawa motor kencang kencang, bukan kalian saja yang rugi, tapi orang lain juga... " Tambah sang Dokter.

"Baik, Pak Dokter... Kami berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.. " Ucap Temanku bersama Aku.

"Hmmm, okeee... Yaudahh, untuk sekarang kalian istirahat dulu saja" Ucap Dokter tersebut.

"Baik, Pak Dokter.. " Ucap kami. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun