"Aku bawa buku cerita baru, Bud. Ini tentang petualangan seorang anak yang berkeliling dunia," kata Andi dengan semangat.
Budi menyambut buku itu dengan senang. "Wah, seru nih! Baca bareng yuk."
Hari demi hari berlalu, dan Budi mulai sembuh. Namun, selama masa penyembuhan itu, Budi merasa sangat berterima kasih karena Andi tidak pernah meninggalkannya. Mereka semakin dekat dan bersahabat lebih erat dari sebelumnya.
Suatu hari, saat mereka berdua duduk di bawah pohon mangga, Budi berkata, "Andi, terima kasih ya. Kamu selalu ada buat aku."
Andi tersenyum dan menjawab, "Tentu saja, Budi. Kita sahabat sejati, kan? Sahabat selalu ada satu sama lain."
Budi mengangguk. "Benar. Aku beruntung punya sahabat seperti kamu, Di."
Mereka berdua tertawa bersama, merasa bahagia karena memiliki satu sama lain. Di bawah pohon mangga tua itu, persahabatan mereka tumbuh semakin kuat, seperti akar pohon yang menancap dalam ke tanah.
Waktu terus berlalu, dan musim berganti. Pohon mangga tetap berdiri kokoh, menjadi saksi bisu persahabatan Budi dan Andi. Persahabatan mereka tidak pernah pudar, bahkan ketika mereka tumbuh dewasa dan menghadapi berbagai tantangan hidup. Mereka selalu ingat akan janji mereka di bawah pohon mangga itu: sahabat sejati selalu ada satu sama lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI