"Teeet "Â Bel pulang akhirnya berdering.
"Anak - anak, silakan tugasnya dikumpulkan ya... " Ucap sang Guru.
Semua anak akhirnya mengumpulkan tugas sang Guru. Kemudian sang Guru mengatakan bahwa besok akan diadakan ulangan tanpa menggunakan HP.Â
Sontak para murid pun kaget, para murid protes ke sang Guru kenapa tidak boleh menggunakan HP. Sang Guru pun menjelaskan bahwa dia ingin murid - muridnya mengerjakan tanpa bantuan teknologi terbaru supaya ilmu tersebut benar - benar dipahami. Akhirnya, para murid pun tersadar akan hal itu dan langsung membaca buku untuk mempersiapkan ulangan esok hari.
Saat di rumah, sang Guru mengoreksi pekerjaan murid - muridnya. Ia kaget bahwa Ahmadlah yang mendapatkan nilai terbaiknya padahal biasanya adalah Andi, Rudi, Rusdi, dan Eka.Â
Keesokan harinya, ulangan sang Guru pun dimulai. Para murid menyiapkan selembar kertas untuk menjawab jawaban soal sang Guru. HP Para murid ditaruh di depan agar tidak ada yang menyontek.Â
"Anak - anak kita mulai ya ulangannya ! " Ucap sang Guru.
"Iya, Pak. " Jawab Andi dan para murid.
Akhirnya ulangan pun dimulai. Terlihat Andi, Rusdi, Rudi dan Eka menjawab soal sang Guru dengan sangat mudah. Bahkan mereka mengumpulkan soal ulangan dan jawaban mereka lebih awal. Para murid yang lain tak heran karena mereka merupakan murid yang pintar.Â
Terlihat juga Ahmad yang kesulitan mengerjakan soal sang Guru. Dia tidak belajar tadi malam dan berpikir bahwa ulangan itu hanya gertakan sang Guru. Akhirnya Ahmad mengumpulkan ulangan paling akhir sendiri.Â
Sang Guru yang melihat hal itu pun heran. Karena sebelumnya Ahmad merupakan nilai tertinggi dibanding Andi, Eka dan kawan - kawan. Sang Guru pun menanyakan hal itu ke Ahmad. Dan Ahmad pun mengaku bahwa Ia menggunakan AI untuk menjawab soal sang Guru kemarin.Â