Mohon tunggu...
Amir
Amir Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMKN 2 Kediri

Penulis Part Time

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanyakan Pada Sumbernya

2 Mei 2024   09:25 Diperbarui: 2 Mei 2024   09:46 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada hari senin tepatnya di siang hari, ada 3 orang sahabat satu kelas yang sedang mengobrol santai di kelas. Mereka adalah Amir, Rama, dan Ilham. Amir, Rama, dan Ilham sudah bersahabat sejak kelas 1 SMA. Mereka sekarang berada di kelas 2 SMA.

"Eh, tumben ya gurunya belum datang. Biasanya jam segini sudah ada di kelas. " Ucap Amir.

"Sekarang mapelnya apakah ? " Tanya Rama.

"Haduh, Ma. Coba cek jadwalmu, sekarang waktunya apa ? " Jawab Ilham.

"Ohya, sekarang waktunya guru killer. Tapi kok belum datang - datang ya orangnya ? " Jawab Rama sambil terheran - heran.

Perlu diketahui bahwa guru killer tersebut bernama Pak Garok. Ia mengajar mapel agama islam di kelas 2 SMA di sekolah Amir, Rama, dan Ilham.

"Iya, aku juga gak tau. Ayo tanya ketua kelas ! Mungkin dia tau kenapa Pak Garok nggak datang. " Jawab Ilham.

"Skuyy. " Ucap Amir.

"Kamu aja yang nanya, mir. Aku malas wkwkkw... "Kata Ilham sambil menunjukkan sikap lagi malas bertanya.

"Hemmm, okelah. " Kata Amir.

Mereka pun berjalan menghampiri ketua kelas untuk menanyakan alasan Pak Garok tidak datang hari ini. Nama ketua kelas Amir, Rama dan Ilham adalah Daiva.

"Daiva, kemana Pak Garok ? Kok tumben beliau nggak datang ke kelas hari ini ? " Tanya Amir dengan keheranan.

"Belum ada, mir. Mungkin beliau masih dalam perjalanan kesini ? " Jawab Daiva.

"Owke, va. " Kata Amir.

Tiba - tiba anak - anak satu kelas Amir, Rama, dan Ilham berlarian kocar kacir ke dalam kelas. Amir pun terkejut dan menanyakan ke salah satu diantara mereka.

"Ada apa, wildan ? Kok lari - larian kaya dikejar hantu gitu ? " Tanya Amir.

"Ituuu... Pak Garok datanggg. " Jawab Wildan dengan nafas tersendat - sendat.

"Oh, Oke. " Jawab Amir sambil menengok ke arah jendela.

"Buset, beneran ada. Ngobrolnya dilanjut nanti aja ya guys. Udah datang tuh. " Ucap Amir.

"Ah, okelah. " Jawab Rama.

Pak Garok akhirnya sampai di depan pintu kelas Amir, Rama dan Ilham. 

"Assalamualaikum. " Sapa Pak Garok.

"Waalaikumsalam, pak. " Jawab satu kelas.

"Anak - anakku yang saya sayangi, mari berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran dengan membaca al fatihah. Berdoa mulai. " Ucap Pak Garok.

"Selesai." Kata Pak Garok.

"Mohon maaf anak - anak, saya terlambat gara - gara tadi dihentikan oleh beberapa anak yang ingin bertanya tentang salah satu materi." Ucap Pak Garok.

"Oke anak - anak, kita sekarang menuju bab baru tentang Adab Bersosialisasi. bla bla bla.... " Ucap Pak Garok.

Akhirnya pelajaran sang guru killer pun dimulai. Suasana kelas tampak sunyi tiada suara. Pelajaran Pak Garok berlangsung selama 2 jam. Pelajaran Pak Garok merupakan pelajaran terakhir di kelas Amir, Rama, dan Ilham.

"Teeeet Teeeet Saatnya pulang hati - hati di jalan " Suara bel sekolah sudah menunjukkan waktu pulang.

"Oh, bel sekolah sudah memanggil. Silakan dirapikan barang - barang kalian dan persiapan pulang. " Kata Pak Garok.

"Baik, saya rasa cukup sekian dan terimakasih. Sebelum pulang, mari berdoa terlebih dahulu. Berdoa Mulai. " Ucap Pak Garok.

"Berdoa selesai, silakan pulang anak - anak. " Kata Pak Garok.

Walau Pak Garok dikenal sebagai guru killer, tetapi beliau sangat disiplin dalam segala hal dan beliau sangat ahli dibidangnya.

"Teman - teman, ngobrolnya lanjut besok ya ? Ucap Amir.

"Iya, yuk pulang. " Kata Rama.

"Skuy. " Ucap Ilham.

Di tengah perjalanan, ada orang yang tiba - tiba memberitahu ke Rama bahwa Amir akan menusuknya dari belakang. Sialnya, Rama percaya begitu saja dengan perkataan orang tersebut. 

Akhirnya, Rama pulang dengan perasaan kecewa dengan Amir.

Keesokan harinya, wajah Rama tampak tidak ceria seperti biasanya. Banyak pertanyaan yang muncul akibat kejadian kemarin di benaknya. Amir dan Ilham pun menghampiri Rama.

"Ada apa, ma ? " Tanya Amir dengan penasaran.

"Ah, nggak ada apa - apa, mir. " Jawab Rama.

"Gak mungkin. Biasanya kamu nggak kaya gini kok. " Jawab Amir.

"Huh, jadi gini mir, kemarin pas mau pulang aku dikasih tau seseorang kalau kamu itu mau menusukku dari belakang. Aku pikir itu asli." Jawab Rama.

"Kalau gak dikenal, Jangan dipercaya woy. " Jawab Ilham dengan geram.

"Kalau gak dikenal, gak usah percaya. sekarang buktikan saja. Apakah aku menusukmu ? Nggak, kan ? " Jawab Amir dengan geram.

"Iya sih. " Jawab Rama.

"Yaudah, jangan sampai terulang lagi. Jika nerima kaya gitu dari orang lain, tanyakan dulu ke sumbernya ! " Jawab Amir.

"Iya, mir. " Jawab Rama sambil menyesal.

Akhirnya Rama tidak mencerna omongan orang tidak dikenal secara mentah - mentah sebelum mengetahui kebenarannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun