Mohon tunggu...
Amir
Amir Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMKN 2 Kediri

Penulis Part Time

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejadian Selama Pondok Ramadan

6 April 2024   07:15 Diperbarui: 16 April 2024   08:31 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada pertengahan bulan ramadan, SMP Wikisan mengadakan acara pondok ramadan di sekolah. Tujuannya tentu agar para murid tidak melakukan hal yang sia - sia selama bulan ramadan. Kegiatan ini berlangsung selama 2 pekan selama bulan ramadan. 

Pada hari pertama, siswa - siswi akan diajarkan ilmu yang lebih lengkap tentang agama islam, misalnya penjabaran zakat, salat, dll. Siswa - siswi tersebut tampak sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, tak terkecuali Ahmad.  Ahmad sangat antusias untuk mengikuti pondok ramadan. Dia sudah mempersiapkan peralatan yang akan dipakai saat kegiatan pondok ramadan. 

Saat sampai di sekolah, Ahmad bertemu dengan Hisyam yaitu teman satu kelasnya. Ia berbincang - bincang dengan Hisyam tentang kegiatan selama pondok ramadan berlangsung. 

"Hisyam, apakah kamu sangat antusias untuk mengikuti pondok ramadan?" Tanya Ahmad.

"Tentu, Ahmad ! Aku sudah tidak sabar apa saja kegiatan selama pondok ramadan ini. " Jawab Hisyam dengan antusias.

"Wahh, aku juga gak tau. Coba kita tanyakan kepada Pak Huda. "Kata Ahmad.

Baca juga: Bangun Kesiangan

"Ayo ! " Ujar Hisyam.

Perlu diketahui, Pak Huda merupakan guru wali kelas Ahmad dan Hisyam.

Akhirnya, Ahmad dan Hisyam pergi ke ruang guru menemui Pak Huda. 

Sesampainya disana, mereka menanyakan perihal kegiatan selama pondok ramadan.

"Assalamualaikum, Pak !" Ucap Ahmad sambil salim kepada Pak Huda. 

"Pak, untuk kegiatan selama pondok ramadan apa sajakah?" Tanya Hisyam.

"Ohya, Hisyam ! Saya lupa memberikan jadwal kegiatan pondok ramadan untuk satu kelas. Hehehe..." Jawab Pak Huda.

"Ini jadwalnya, nak. Dan tolong bagikan juga untuk teman - teman sekelasmu yaa." Tambah Pak Huda.

"Oh, yaudah pak, terimakasih."Jawab Ahmad.

"Iya, sama - sama. "Jawab Pak Huda.

Mereka pun kembali menuju kelas. Di dalam perjalanan, mereka mengobrol tentang Pak Huda.

"Ahmad, Pak Huda itu kenapa ya selalu lupa memberikan informasi yang penting ?" Tanya Hisyam dengan penasaran.

"Mungkin saja karena beliau sudah berumur. Lha rambutnya saja sudah putih dan nampak sudah tua. " Jawab Ahmad.

"Sudahlah, yang penting kita sudah mengetahui isi kegiatan selama pondok ramadan. " Tambah Ahmad.

"Mungkin saja. " Sahut Hisyam.

Pak Huda saat ini sudah berumur 59 tahun. Seharusnya diumur segitu beliau sudah pensiun. Entah kenapa beliau masih ingin mengabdi sebagai guru di sekolahnya. Ohya, Pak Ahmad merupakan guru matematika yang paling senior disekolah Ahmad dan Hisyam.

Saat sampai di kelas, mereka segera membagikan jadwal tersebut agar teman - teman sekelasnya tau akan kegiatan selama pondok ramadan.

Mulai dari kegiatan pertama hingga kegiatan terakhir, Ahmad dan Hisyam sangat antusias dan tidak mengeluh seperti anak lainnya. Namun, saat jam istirahat ia melihat beberapa teman sekelasnya membeli es teh dari luar sekolah. Salah satunya bernama Dafi. Sekolah Ahmad dan Hisyam belum memiliki pagar, makanya anak - anak bisa keluyuran keluar sekolah. Aslinya pembangunan pagar sudah dilakukan sejak sebelum ramadan. Namun, diperkirakan baru selesai saat setelah lebaran.

Saat Ahmad mengetahui Dafi membeli es teh, Ahmad langsung mengingatkan Dafi.

"Dafi, bukannya kamu sedang berpuasa hari ini ? " Tanya Ahmad.

"Aku nggak puasa karena aku sedang sakit. " Jawab Dafi.

"Sakit kok minum es teh? " Tanya Ahmad dengan geram.

"Hahaha... sedikit aja tuh. Kamu mau mencobanya kah? " Jawab Dafi sambil membujuk Ahmad.

"Nggak usah, fi. Seharusnya kamu tetap puasa sampai azan maghrib tiba. " Ujar Ahmad.

"Orang yang tidak berpuasa selama ramadan, mulutnya nanti akan pecah mengeluarkan darah loh fi kelak. " Tambah Ahmad.

"Masa sih ? Ah, yaudah besok aku nggak akan coba mengulanginya lagi. Aku takut akan hal itu. " Sahut Dafi.

"Nah, gitu dong fi. Kereennn.." Kata Ahmad.

 Pada keesokan harinya, Dafi sudah tidak membeli es teh selama ramadan berlangsung. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun