Mohon tunggu...
Amir
Amir Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMKN 2 Kediri

Penulis Part Time

Selanjutnya

Tutup

Horor

Insiden Aksa 1989 (Bagian - 1)

4 April 2024   20:47 Diperbarui: 16 April 2024   08:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Saat sampai di lantai 3, Profesor Redy disambut oleh satpam dan asistennya yang bernama Ale. 

"Selamat pagi, Profesor Redy !" Sapa satpam.

"Selamat pagi, Prof!" Sapa Ale.

"Selamat pagi semua ! Ayo kita lakukan pengetesan terhadap virus itu !" Jawab Profesor Redy.

"Jangan lupa, gunakan alat pelindung diri untuk melindungi dirimu dari virus itu !" Tambah Profesor Redy.

"Baiklah, Prof ! Let's Goo !!" Sahut keduanya.

Akhirnya Profesor Redy bersama dengan Ale masuk kedalam ruangan pengetesan virus tersebut.

Setelah 4 jam berlalu, tiba - tiba lampu yang ada di lantai 3 padam. Para satpam yang tidak bertugas pun segera menuju ke arah generator listrik.

 Betapa terkejutnya mereka setelah menemukan sebuah makhluk aneh yang menempel pada generator listrik dan membuat generator tersebut berhenti berfungsi. 

Salah satu satpam tersebut menyentuh makhluk aneh itu dengan maksud dipindahkan dari generator. Setelah satpam tersebut memindahkan makhluk itu, ia merasa tidak enak badan, seperti mual, pusing dan muntah darah. Satpam lain yang menyadari hal ini segera meminta tim medis untuk segera ke lantai 3 tepatnya di ruang generator listrik menggunakan interkom.  

Sebelum tim medis tiba, tiba - tiba tubuh satpam tersebut terbuka dan tampak makhluk aneh itu ada di dalam perutnya. Satpam kedua pun terkejut bukan main dan segera meraih senjatanya, dikarenakan satpam yang berubah itu hendak menyerangnya. Tim medis yang baru datang pun juga terkejut. Mereka sepakat untuk melakukan prosedur keamanan pada lab penelitian tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun