"Percaya, tegas, penuh ilmu hingga matang jiwanya, serta percaya diri, tidak mudah takut, tabah menghadapi rintangan apapun."Â Ki Hadjar Dewantara
Merdeka! Tibalah kita di momentum bahagia nan bersejarah, yaitu Hari Kemerdekaan Indonesia. Tujuh belas Agustus 2021 adalah HUT ke-76 RI, rasa-rasanya Bumi Pertiwi terlihat semakin tua.
Tujuh puluh enam tahun sepantaran dengan usia kakek-nenek. Sepintas, kisahnya tidak akan jauh dari badan yang mulai rimpuh, keriput, malnutrisi, hingga berkurangnya fungsi organ-organ tubuh. Tambah lagi suasananya penduduk negeri masih berjibaku melawan pandemi.
Walau demikian, motivasi dan semangat perjuangan diharapkan mampu terus muda, bertumbuh dan bertunas sebagaimana tema kemerdekaan "Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh." Tidak terkecuali juga bagi kita para guru.
Tidak hanya pemerintah, petugas kesehatan, maupun para pelaku ekonomi, segenap guru di Tanah Air tercinta juga menemui tantangan yang tidak biasa.
Para pendidik sekaligus pengajar dipaksa untuk beradaptasi mengajar di tengah pandemi, dan bersamaan dengan hal tersebut guru juga dituntut untuk mau belajar. Alhasil, tidak hanya mengajar dengan tangguh, guru juga perlu belajar seraya terus bertumbuh.
Guru Merdeka, Mengajar dengan Tangguh
Ada lima arti merdeka yang tertuang di KBBI. Merdeka berarti (1) bebas dari perhambaan maupun penjajahan, (2) berdiri sendiri, (3) tidak terkena atau lepas dari tuntutan, (4) tidak terikat serta leluasa dengan (5) tidak bergantug kepada orang lain maupun pihak tertentu.
Hebatnya, kata "Merdeka" bisa disandingkan dengan diksi, suasana, hingga situasi tertentu. Pun demikian dalam konteks mengajar di masa pandemi.
Sejak hadirnya wabah, tidak sedikit guru yang mengajar berdampingan dengan rasa takut, rasa tertekan, ketergantungan atas akses dan layanan, bahkan "dijajah" oleh keadaan.
Mengajar di masa pandemi kadang memang menyusahkan sebab banyaknya tantangan baru yang bahkan belum ditemui pada masa-masa sebelumnya.
Pada awal terbitnya kebijakan Merdeka Belajar di bawah kepemimpinan Mendikbudristek Nadiem Makarim, sudah ditawarkan beberapa terobosan kemerdekaan mengajar seperti penyederhanaan RPP dan kurikulum baru yang didesain lebih fleksibel.