Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba", Meneladan Semangat Menulis Tanjiro Kamado

11 Agustus 2021   16:44 Diperbarui: 11 Agustus 2021   17:12 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanjiro dalam anime Demon Slayer Kimetsu no Yaiba Sedang Menulis di Buku Harian. Tangkapan Layar dari Iqiyi.com

Yup, bagi dirimu yang saat ini tidak sabar menantikan anime Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba Season 2 tentu masih ingat dengan Tanjiro. Dialah remaja yang menjadi pemeran protagonis alias karakter utama dalam manga yang diracik oleh Koyoharu Gotoge.

Pada episode awal Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba season 1 karakter Tanjiro sudah ditampilkan dengan apik.

Melalui grafis anime yang elegan dan merona, kita bisa mengenal Tanjiro Kamado sebagai tokoh utama yang punya tekad kuat, baik hati, sayang keluarga, serta berempati kepada semua orang.

Sayangnya, remaja dengan indra penciuman yang sangat tajam ini sempat berduka dan menangis pilu gara-gara semua keluarganya dibantai oleh iblis sesaat ketika ia menjual arang ke kota.

Ibu dan semua adik-adik yang ia sayangi tewas berlumuran darah, sedangkan Nezuko, salah satu adik perempuannya masih hidup namun malah berubah menjadi iblis. Alhasil, petualangan pun dimulai.

Tanjiro bertekad mencari obat untuk menyembuhkan adik tersayangnya seraya berlatih pedang agar bisa bergabung dengan pasukan pemburu iblis.

Nah, adapun kisah yang ingin aku fokuskan di sini adalah sisi lain dari perjuangan Tanjiro ketika dilatih oleh Guru bernama Sakonji Urokodaki, tepatnya sepanjang episode 2 dan 3 Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba.

Yup, benar sekali. Khusus pada 2 episode tersebut Tanjiro selalu menyempatkan untuk menulis setiap malam, tepatnya sesudah latihan pedang. Bahkan, saking semangatnya menulis, ia nyaris ketiduran karena kelelahan.

Alasan Mengapa Tanjiro Menulis

Tanjiro dan Nezuko dalam Anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Dok. twitter.com/Crunchyroll 
Tanjiro dan Nezuko dalam Anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Dok. twitter.com/Crunchyroll 

Pada momen itu Nezuko terus tidur dan tidak sadarkan diri hingga satu tahun lamanya. Karena awalnya merasa kesepian, Tanjiro kemudian memulai untuk menulis di buku harian.

Hanya ada satu alasan terkuat mengapa ia menulis, yaitu Nezuko. Adik perempuan tersayang sekaligus satu-satunya keluarga Tanjiro yang tersisa di dunia ini.

Buku harian tersebut secara tidak sengaja telah menjadi lahan curhat sekaligus teman ngobrol bagi Tanjiro. Tidak peduli kelelahan atau bahkan kesakitan gara-gara latihan, ia selalu menyempatkan diri untuk menulis setiap malam.

Meskipun cuma 2 episode, tapi durasi kisahnya sampai satu tahun, lho! Bayangkan saja, remaja sesibuk Tanjiro bisa menulis sekonsisten itu. Semangat menulisnya patut diacungi jempol.

Berbagai Hal yang Ditulis oleh Tanjiro Beserta Manfaatnya

Ada beragam hal yang bisa ditulis di buku harian. Dalam anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, Tanjiro fokus menulis pengalaman pribadi berupa segala kejadian yang ia alami sejak pagi hingga sore hari.

Misalnya tentang teknik mengayun pedang yang mana pedang tersebut harus diayun bersamaan dengan arah ayunan tangan agar kekuatan tebasannya maksimal.

O ya, Tanjiro pun sempat mengisahkan perjuangannya dalam menguasai teknik pernapasan penuh dan kuda-kuda. Tidak lupa, kesan latihan menjadi pemburu iblis pun tak lupa ia tumpahkan.

Syahdan, apa manfaat menulis di buku harian yang didapat oleh Tanjiro?

Ada satu momen ketika buku catatan harian menjadi satu-satunya bekal bagi Tanjiro. Yup, momennya ialah pada saat Tanjiro harus melewati ujian akhir dari Guru Urokodaki untuk membelah batu besar sebagai prasyarat mengikuti Seleksi Pasukan Pemburu Iblis.

Batu tersebut selain besar juga sangat keras, bahkan Tanjiro pun sempat patah arang gegara berkali-kali terlihat tidak mampu menghancurkan batu. Sedihnya lagi, guru pedangnya pergi tanpa sepatah kata pun karena materi latihan untuk muridnya sudah habis.

Terus-menerus menemui kebuntuan, akhirnya Tanjiro mengulangi lagi semua materi latihan yang pernah diajarkan Guru Sakonji Urokodaki kepadanya. Di sanalah catatan harian Tanjiro menjadi sangat berguna.

"Latihan dasar seperti pernapasan dan kelenturan tubuh, untungnya aku mencatat semua itu di buku harianku," begitu ucap Tanjiro Kamado

Berbulan-bulan ia latihan dengan mengandalkan catatan tersebut hingga akhirnya ia bisa membelah batu besar.

Meneladan Semangat Menulis Tanjiro Kamado

Walaupun anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba ini bergenre fiksi petualangan, fantasi gelap, dan seni bela diri, ternyata kita bisa memetik pelajaran berharga terutama dalam hal semangat menulis.

Melihat Tanjiro terus menghasilkan one day one article setiap malam seusai latihan pedang yang melelahkan mengandung pelajaran bahwa kegiatan menulis itu akan terlaksana secara konsisten jika kita menyediakan waktu luang.

Beruntungnya, hari ini kita bisa menulis di mana saja. Tidak sekadar di buku catatan harian, dirimu dan diriku bisa menulis di blog pribadi, blog berjamaah seperti Kompasiana, hingga notes di Smartphone.

Berbicara tentang aktivitas menulis, untuk saat ini aku masih sering menuangkan kata-kata di catatan harian menggunakan pena. Sugesti yang kudapatkan adalah, aku lebih cepat paham dan ingat suatu materi maupun teori jika sudah kutulis sendiri di buku catatan.

Pun demikian pula ketika membaca. Rasanya aku lebih cepat memahami dan mengingat jika yang aku baca itu adalah tulisanku sendiri.

Maka dari itulah, setiap kali ada kegiatan pelatihan, seminar, atau kegiatan lain yang sejenis, aku selalu menyempatkan diri untuk merangkumnya dengan tulisan tangan.

Jadi, bagaimana dengan kalian? Masa iya aksi menulis ala Tanjiro Kamado yang sekeren itu tidak menginspirasimu.

Nah, daripada galau bin gabut menantikan tanggal tayang anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season II yang belum kunjung dirilis, mendingan kita memulai untuk menulis. Gimana, setuju, kan?

"Ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan di dalam karung. Menulis adalah ikatannya" Imam Syafi'i

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun