Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Internet di Rumah Lancar, tapi Tidak Bisa Dimanfaatkan untuk Mengajar

30 Juli 2021   11:32 Diperbarui: 31 Juli 2021   16:07 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sudut pandang guru, aku merasakan betul bahwa kegiatan upgrade kompetensi digital berupa penguasaan TIK dalam aktivitas mengajar itu sangat penting di era Merdeka Belajar.

Ada 2 sandaran motivasiku. Pertama, aku masih muda. Dan kedua, karierku masih bisa dipanjat hingga beberapa jenjang lagi.

Sekarang statusku masih Penata Muda, sedangkan untuk menuju Mendikbudristek, jenjangnya masih sangat jauh, kan? Maaf, aku bercanda. Hahaha

O ya, SD tempatku mengajar terletak di kabupaten sebelah. Kepahiang namanya, sedangkan aku berdomisili di Curup. Jarak tempuh dari rumahku ke sekolah paling cepat 55 menit. Itu jika jalanan sepi. Biasanya aku menghabiskan waktu 1 jam.

Di sana tidak ada pembelajaran daring karena benar-benar belum ada akses internet. Karena daerahnya tidak menerapkan kebijakan PPKM, sekolah kami pun dipersilakan belajar luring.

Datang ke sekolah, siswa mengambil atau mengumpulkan tugas, guru mengajar maksimal 30 menit, lalu selesai. Jika dihitung-hitung, lebih lamalah waktuku pulang-pergi daripada stand by di sekolah. Hemm

Andai saja desa di SD tempatku mengajar ada sinyal internet yang cukup lancar, rasa-rasanya waktuku mengajar bisa lebih efektif, kan? Terutama efektif untuk memperbaharui kompetensi digitalku dalam rangka menyukseskan PJJ.

Karena sekolah harus digelar secara luring, maka kegiatanku menggunakan jaringan internet untuk mengajar sungguh terbatas.

Sesekali, aku juga ingin mencoba Blended Learning, atau mengajar anak-anak menggunakan Google Classroom, video Powtoon, atau bahkan game asyik seperti Kahoot. Ya, minimal agar pelatihan dan berbagai webinar yang aku ikuti itu langsung bisa dipraktikkan.

Tapi? Belum saatnya. Aku baru bisa latihan sendiri, praktik sendiri, dan trial error sendiri.

Kami para guru yang mengajar di sekolah tanpa akses internet ini dituntut untuk menyukseskan pembelajaran luring. Ya, mudah-mudahan Bumi Pertiwi ini lekas "sembuh" agar kita bisa sama-sama menggelar pembelajaran tatap muka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun