Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Ini Alasan Mengapa Bertanam Cabai Keriting Lokal Lebih Oke untuk Bisnis Sampingan

17 Juli 2021   20:38 Diperbarui: 7 Desember 2022   19:09 2058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cabai Keriting Loka | Dok. Ozy V. Alandika

Berharap buahnya lebat sebagaimana kualitasnya yang F1, eh, malah gagal untung. Hatta, kami malah memilih cabai keriting lokal dan sejauh ini bisa dikatakan berhasil. Nah, berikut ini alasan mengapa bertanam cabai keriting lebih oke untuk bisnis sampingan.

1. Bibit Cabai Keriting Lokal Bisa Diolah Sendiri Secara Turun-temurun

Bibit Cabai | Gambar oleh J Garget dari Pixabay
Bibit Cabai | Gambar oleh J Garget dari Pixabay
Inilah perbedaan mendasar nan krusial antara cabai keriting lokal vs cabai hibrida. Jika dalam cabai hibrida ada istilah F1 dan F2, maka cabai lokal tidak mengenal istilah tersebut.

O ya, sekilas hal yang perlu diketahui, cabai hibrida F2 adalah cabai dengan benih hasil turunan dari F1. Di sana ada pemecahan sifat sehingga kualitas benih cabai hibrida F2 berada di bawah kualitas F1.

Jadi, khusus untuk cabai hibrida, pembuatan bibit secara manual tidak disarankan. Mendingkan beli bibit baru. Hehe

Kalau cabai lokal, beda. Meskipun namanya "lokal" alias memiliki kualitas unggul di daerah tertentu, cabai lokal tidak memiliki pemecahan sifat ketika kita olah menjadi bibit.

Dengan demikian, tanaman cabai lokal bibitnya bisa dibuat sendiri dengan kualitas yang sama. Untuk sekelas bisnis sampingan, bukankah untuk ketersediaan bibit kita menjadi lebih irit? Uhuy.

2. Biaya Budidaya Cabai Lokal Lebih Ekonomis

Ilustrasi pupuk | Gambar oleh Jing dari Pixabay
Ilustrasi pupuk | Gambar oleh Jing dari Pixabay
Iya, sih. Dalam bertani, kita mungkin perlu berkisah tentang "ada modal, ada hasil". Hal itu pula yang terjadi pada kegiatan budidaya cabai hibrida. Modal pupuk, insektisida, hingga perawatan lainnya itu cukup besar.

Tambah lagi, cabai hibrida sering "merajuk" jikalau curah hujan terlalu tinggi dan juga "ngambek" panen ketika curah hujan terlalu rendah. Aduhai, untuk bisnis tani sampingan, boleh kukatakan bahwa cabai hibrida ini rewel banget dah!

Beda kisah, eksistensi cabai lokal malah tidaklah "semengerikan" itu. Meskipun buahnya tidak selebat cabai hibrida, namun cabai lokal cenderung lebih tahan banting terhadap cuaca.

Hebatnya lagi, cabai lokal terutama yang kami tanam sekarang lebih "aman sentosa" dari serangan daun keriting bin menguning. Padahal bekal tanamnya cumalah pupuk ayam organik plus urea. Di bedengan biasa pula, tidak menggunakan plastik mulsa.

Kalo hama? Sama saja, sih. Semua tanaman juga bakal tewas jika digerogoti ulat dan tungau. Alhasil, kita tetap butuh insektisida dan fungisida.

3. Masa Panen Lebih Panjang Dibandingkan Cabai Hibrida

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun