Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ganti Harddisk ke SSD, Cara Jitu Agar Laptop Lemot jadi Gesit

11 Juni 2021   22:25 Diperbarui: 12 Juni 2021   13:10 2741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mohon maaf ya, teman-teman sekalian. Slide presentasi saya belum tampil, ya? Sepertinya ini laptop saya yang minta ganti!"

Persis! Percakapan di atas baru saja terjadi malam tadi sekitar pukul 20.30 WIB. Waktu itu aku baru saja mengikuti kuliah Storytelling Marketing menggunakan aplikasi Zoom Meeting.

Acaranya dimulai tepat pukul 19.45 WIB, tapi gegara laptop si pemateri sedang ngelag, not responding, muter-muter bin butuh lem biru (baca: lempar, buang, beli yang baru) akhirnya momentum bahagia alias rasa kantuk segera datang lebih awal.

Beruntung host-nya masih gadis dan merupakan seorang Brand Manager, jadinya kegiatan webinar tetap bisa berjalan normal dan menarik.

Tapi tolong ya, kita fokus ke laptopnya, bukan ke si gadis Brand Manager itu. Eh

Berkisah tentang laptop, rasanya barang elektronik yang satu ini sudah menjadi kebutuhan kita semua. Hebatnya, sebagian anak-anak SD hari ini sudah memiliki laptop sendiri sebagai media penunjang pembelajaran.

Kisah tersebut sesungguhnya sangat berbeda dengan kisahku dulu. Terang saja, dalam perjalanan hidupku menuntut ilmu, aku baru bisa memegang laptop sendiri pada tahun 2013, tepatnya saat aku duduk di semester II bangku kuliah.

Sebelum itu, aku lebih sering mengerjakan tugas kuliah di warnet. Jikalau tugas lagi padat, aku sering pulang jam 10-11.30 malam. Meskipun selalu melewati kuburan, tapi bagiku tetap merinding. Eh, biasa saja sih.

O ya, pada tahun 2013 aku membeli laptop dengan spesifikasi processor Intel(R) Celeron(R) CPU 1007U @ 1.50GHz, RAM 2GB, dan Harddisk (HDD) 320 GB.

Benar. Itu spesifikasi laptop standar dan belum cocok untuk dipasang game. Sempat waktu itu kupasang game PES 2013, tapi game-nya ngelag dan butuh asupan aplikasi penunjang semacam game booster. Cuma bertahan beberapa tahun, setelahnya kuhapus karena bikin berat laptop.

Beruntungnya, laptopku masih sehat hingga sekarang.

Meski demikian, sudah dua tahun ini laptopku semakin lelet. Padahal beberapa software telah aku delete, gim tidak kupasang lagi, harddisk juga kusetel sehemat-hematnya, tetapi tetap saja masih lemot.

Ilustrasi laptop lemot. Gambar dari nesabamedia.com
Ilustrasi laptop lemot. Gambar dari nesabamedia.com

O ya, aku beberapa kali gonta-ganti program Windows 8 dan Windows 10 karena terobsesi dengan kecepatan Booting dan Shut Down-nya. Tapi sayang, Windows 10 belum cocok berdampingan dengan laptop kentang yang aku punya.

Pernah pula aku bertanya kepada para teknisi di tempat service komputer, eh, ketika laptopnya aku tinggal di sana ternyata esok harinya sudah diinstal ulang. Ya, yang sebelumnya Windows 10, dikembalikan ke Windows 7. Sedihnya, lemotnya tetap bersarang. Aku kesal!

Nah, kalau kuingat-ingat lagi wajah si pemateri webinar Storytelling Marketing malam tadi, mungkin Bapak itu kesalnya berkuadrat-kuadrat lebih tinggi dariku. Alhasil, solusi terbaik agar di hari esok kisah tersebut tidak terulang lagi adalah, kita perlu lebih care dengan si laptop.

Di waktu santai sekitar tiga bulan yang lalu aku sempat berbincang dengan seorang sahabat yang merupakan seorang instruktur dapodik sekolah. Aku penasaran dengan fungsi SSD (Solid State Drive) yang kabarnya dapat meningkatkan kinerja dan kecepatan laptop.

Dirinya belum pernah ganti harddisk ke SSD, sih, tapi berdasarkan ceritanya dan aku browsing juga di internet, SSD memang mampu mendongkrak kinerja laptop kentang menjadi lebih gesit.

Ganti Harddisk ke SSD, Solusi Jitu Agar Laptop Lemot Jadi Gesit

Ilustrasi SSD laptop. Gambar oleh PagDev dari Pixabay
Ilustrasi SSD laptop. Gambar oleh PagDev dari Pixabay

Baru sebulan. Ya, awal bulan kemarin setelah gajian aku langsung membeli SSD di salah satu toko komputer di Curup. Spesifikasinya, SSD ini berkapasitas 120GB, memiliki kecepatan baca/tulis 500Mbps/420Mbps dengan form factor 6GB/s. Aku beli dengan harga Rp395.000.

Bila kita bandingkan sejenak antara Harddisk (HDD) dan Solid State Drive (SSD), SSD merupakan perangkat penyimpanan data yang berfungsi sebagai HDD namun bekerja ala flash memory.

Ilustrasi Harddisk. Gambar dari Pixabay
Ilustrasi Harddisk. Gambar dari Pixabay

HDD memiliki lengan mekanik dan membaca data di atas piringan magnetik, sedangkan SSD bekerja layaknya USB Flash Drive di mana datanya disimpan dalam microchips. Dengan demikian, kerja SSD di laptop/notebook bakal meminimalkan kebisingan.

O ya, hanya butuh waktu tidak sampai 2 jam untuk menggantikan HDD ke SSD untuk laptop. Karena aku penasaran dengan perbedaan speed-nya, maka langsung saja kuminta si teknisi untuk menginstalkan Windows 10 dan Microsoft Office 2016.

Hasilnya?

Setelah kucoba, ternyata memang benar! Kinerja laptopku jadi lebih gesit. Hanya butuh waktu 5-8 detik bagiku untuk menghidupkan laptop (booting), sedangkan proses shut down-nya hanya 3-5 detik saja.

Aku sumringah waktu itu. Terang saja, seingatku, dulu laptopku yang masih baru membutuhkan waktu 20-40 detik untuk booting menggunakan Windows 7. Sedangkan sekarang, hanya cukup 5 detik saja. Artinya, SSD mendulang kecepatan booting laptop hingga 10x lipat daripada HDD.

O ya, apakah kalian tidak penasaran mengapa kok aku hanya membeli SSD dengan kapasitas 120GB saja? Padahal, aku sebaiknya beli SSD dengan kapasitas penyimpanan 320GB atau bahkan 1 tera, kan?

Setelah pasang SSD, HDD kutaruh di tempat DVD agar tetap terkoneksi ke laptop. Jadinya di laptopku ada double penyimpanan SSD dan HDD. Dokpri
Setelah pasang SSD, HDD kutaruh di tempat DVD agar tetap terkoneksi ke laptop. Jadinya di laptopku ada double penyimpanan SSD dan HDD. Dokpri

Nah. Aku tidak mau membuang harddisk-ku. Karena perangkat DVD di laptopku sudah rusak, alhasil aku mencopot perangkat DVD laptop dan meletakkan HDD di sana. Dengan demikian, sekarang laptopku memiliki kapasitas 120 GB SSD + 320 GB HDD. Jadi dobel!

O ya, sebagai penutup, kelebihan lain yang kurasakan setelah menggunakan perangkat penyimpanan SSD di laptop adalah, kerja mesin laptopku lebih adem karena sangat minim suara bising. Selain itu, laptopku yang biasa-biasa saja ini jadi tidak cepat panas.

Nah, jika sekarang laptopmu terasa lemot walaupun sudah sering install dan service, aku sarankan jangan terburu-buru menyalahkan spesifikasi laptop yang enggak kuat "angkat beban". Kamu bisa maksimalkan kinerja laptop dengan SSD agar laptopmu lebih gesit.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun