Sebagaimana yang kita ketahui, apersepsi adalah kegiatan yang identik dengan penghayatan yang nantinya menjadi sandaran untuk menerima ide/gagasan baru.
Dalam konteks pembelajaran, apersepsi ialah kegiatan yang mengajak siswa mengaitkan apa yang mereka ketahui dengan apa yang bakal dipelajari. Sederhananya, guru mengajak siswa untuk keluar sedikit dari dunia lebaran dan masuk pelan-pelan ke dunia belajar.
Nah, karena kegiatan apersepsi itu banyak macamnya, saya punya variasi tersendiri dalam membangkitkan perhatian belajar siswa, terutama setelah libur lebaran. Berikut beberapa variasi yang sudah/sedang saya terapkan:
1. Membuka Kelas dengan Bercerita ala Role Playing
Sebagai seorang guru SD, saya merupakan pribadi yang cukup pendiam. Namun, ketika berhadapan dengan siswa kisahnya malah berbeda. Saya senang memulai pembicaraan dan selalu penasaran dengan kisah anak-anak.
Ya, kisah siswa walaupun terdengar sederhana namun bagi saya cerita mereka itu mewah. Mengapa? Karena mereka jujur. Selain itu, siswa SD ketika diceritakan sebuah kisah inspiratif, mereka cenderung cepat ingat.
Maka dari itulah saya sering melakukan apersepsi dengan bercerita sembari bermain peran. Cerita yang sering saya tampilkan adalah cerita fabel serta cerita hikmah dengan gaya ala monolog.
Karena ada 6 tingkat kelas, maka saya biasanya menyiapkan 2-3 tema cerita. Temanya saya sesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. Tapi, tema tersebut tidak jauh-jauh dari karakter bin profil Pelajar Pancasila seperti jujur, amanah, berbaik sangka, dan sebagainya.
2. "Perang" Pantun
Sejak kedatangan saya dua tahun yang lalu di SD, salah satu hal unik yang saya temukan di sini ialah kesukaan anak-anak dalam berpantun, terutama pantun jenaka nan gokil.
Ya, meskipun kebanyakan dari pantunnya terdiri dari dua baris, tetap saja saya katakan kepada mereka:
Pergi ke pasar beli gula aren
Kalian semua, kereeeeen!
Nah, karena dunia mereka dalam beberapa hari ini enggan terlepas dari lebaran, maka saya tetapkan tema pantun hikmah lebaran dengan rincian topik "Pentingnya meminta maaf", "Dahsyatnya silaturahmi", dan "Persiapan belajar di sekolah seusai lebaran".