Nah, sekarang ada segenap problema yang biasanya dihadapi oleh kaum perempuan. Mereka kadang bingung karena tidak sedikit dari para perempuan yang bolong-bolong puasanya. Sebagaimana kita ketahui datangnya masa haid bin menstruasi menyebabkan perempuan harus mengganti puasa wajibnya.
Dilansir dari Very Well Health, lama menstruasi normal terjadi antara 3-7 hari. Di sisi yang sama, siklus menstruasi normal rata-rata terjadi setiap 21-35 hari. Dengan demikian, ada juga sebagian perempuan yang full puasa Ramadannya. Beruntunglah perempuan tersebut.
Hanya saja, bukan berarti perempuan yang puasanya tidak penuh di bulan Ramadan menjadi sial. Terang saja, Allah selalu memberikan kemudahan dalam beribadah. Sesuai dengan tuntunan QS Al-Baqarah ayat 184, setiap puasa Ramadan yang bolong wajib untuk diganti.
Selama para perempuan masih sehat, masih bugar, dan masih muda, sangat baik untuk mereka segera menggantinya juga dengan puasa. Kapan puasa ganti (Qadha') itu dimulai? Lebih cepat lebih baik. Perempuan bisa memulainya di bulan Syawal.
Nah, sama halnya dengan laki-laki, kaum perempuan tentunya juga ingin mendapatkan kebaikan dan pahala dari puasa Syawal.
Tapi, jika kita sandingkan mana yang lebih utama antara puasa Syawal dengan puasa ganti, maka diutamakan bagi perempuan untuk mengganti puasa Ramadannya terlebih dahulu. Mengapa? Absolutely right! karena yang wajib lebih tinggi kadarnya dibandingkan yang Sunnah.
Hal tersebut didasarkan oleh salah satu Fatwa Imam Ibnu Utsaimin tentang wanita yang memiliki utang puasa ramadhan, sementara dia ingin puasa Syawal.
Tapi, para perempuan tak perlu khawatir dan cemas dengan fatwa di atas. Menurut Ustadz Adi Hidayat, ketika seseorang berpindah ke amalan yang lebih tinggi, maka amalan rendah akan ikut pahalanya.
Misalnya ada seorang perempuan yang membayar utang puasa di bulan Syawal. Karena utang puasa lebih tinggi amalannya alias wajib, maka insya Allah dengan niat tulusnya, kebaikan yang ada pada bulan Syawal akan mengalir kepadanya.