Wah. Itu pernyataan sulit, kan. Dan gegara pertanyaan tersebut, kita bakal teringat dengan kenangan suram masa lalu.
Mulai dari kejahiliyaan kita di masa lalu, kemalasan, hingga melakukan perbuatan yang membuat orang lain kecewa hingga hari ini.
Bahkan, yang bikin diri sendiri sedih adalah, kesalahan yang diperbuat di masa lalu telah mengubah pandangan orang lain terhadap kita. Hemm, hal itulah salah satu alasan terbesar mengapa terkadang seseorang sangat susah memaafkan dirinya sendiri.
Jika batas waktu memaafkan orang lain hanyalah sampai 3 hari, akan berbeda kisahnya saat kita berusaha untuk memaafkan diri sendiri. Tidak cukup pada idulfitri tahun ini, bahkan kesalahan diri terus terngiang hingga bertahun-tahun.
Kok bisa gitu? Soalnya aku juga sempat merasakannya. Ada segunung penyesalan atas perbuatan yang kulakukan di masa lalu, dan ketika aku kembali mengingatnya, hati ini seakan semakin berkarat.
Maka dari itulah, solusi terbaik untuk rela memaafkan diri sendiri adalah dengan melupakan masa lalu. Butuh waktu sampai bertahun-tahun? Bisa jadi. Meskipun hanya kita yang paham dengan diri sendiri, tak lantas pemahaman itu mampu mengikhlaskan penyesalan di masa lalu.
Lupakan! Itulah solusi terbaik bagiku, bagimu, dan bagi kita. Secara khusus, aku berpegang kepada satu dalil utama yaitu QS Az-Zumar ayat 53.
Dalil tersebut adalah perintah Allah kepada kita agar bersegera keluar dari belenggu putus asa.
Hebatnya, Allah memanggil kita dengan panggilan sayang Yaa 'ibaadi. Itu panggilan spesial, lho, itu panggilan khusus terhadap yang tersayang. Beda dengan Ya ayyuhannaas atau Ya ayyuhalladziina aamanuu. Keduanya adalah panggilan yang masih umum.
Maka darinya, sudah sepatutnya kita klepek-klepek seraya bergetar hati dan jiwa atas sapaan Allah. Allah saja tidak peduli dengan masa lalu hamba-Nya, masa iya kita enggan keluar dari kurungan kelam masa lalu? Oke, fix! Maafkan diri sendiri, lalu kita mulai berbenah diri.
Diri sendiri sudah, orang lain juga sudah. Hatta, bagaimana kabar memaafkan orang lain yang malas bayar utang?
Wah. Agaknya pembahasan kita mulai berat, ya. Terlebih lagi yang membaca tulisan ini adalah mereka yang berpengalaman. Berpengalaman meminjamkan uang, tapi sampai sekarang tidak kunjung dikembalikan. Hiks