Hanya saja, sebagaimana objek wisata, kehadiran para wisatawan lebih mengarah pada kegiatan foto-foto di area sekitar candi.
Meskipun banyak pihak mengaku tertarik dengan eksistensi candi dari sisi historis, nilai budaya, dan arsitektur ~ seperti Ganjar Pranowo yang sempat diundang ke Hiroshima dan Istanbul sebagai pembicara Borobudur ~ ada kesan bahwa ketertarikan tersebut lebih banyak dari luar.
Padahal, mega monumen ini telah menjadi sumber perpustakaan terbesar berupa "taman baca" yang mengandung nilai-nilai dari seluruh aspek kehidupan. Tidak hanya dari sisi historis, tapi juga nilai budaya. Tidak hanya dari sisi warisan, melainkan juga sisi seni.
Alhasil, sangat disayangkan bila kemudian candi Borobudur sebagai Wonderful Indonesia malah menjadi objek wisata yang hanya sekadar tempat foto-foto, terutama bagi para pengunjung dari negeri sendiri.
Namun, baru-baru ini hadir segenap gebrakan yang bertajuk "Sound of Borobudur" yang mengajak generasi bangsa untuk menyelam lebih dalam tentang kebesaran peradaban masa lampau, dengan menggunakan budaya dan ilmu pengetahuan.
Rasanya terdengar biasa saja, tuh? Eits, jangan salah. Sound of Borobudur bukanlah gerakan yang mengajak kita untuk lebih serius belajar IPS, Geografi, Arkeologi, maupun Antropologi, melainkan pedekate lebih akrab dengan Borobudur yang diinterpretasikan melalui seni.
Ya, Sound of Borobudur hadir berdasarkan hipotesis bahwa sesungguhnya Borobudur itu merupakan pusat musik dunia. Pada candi Borobudur tergambar ratusan alat musik yang tidak hanya ada di Jawa Tengah, melainkan juga Kalimantan, Thailand, hingga India.
Sound Of Borobudur, Membunyikan Kembali Catatan Peradaban Melalui Seni Musik
Apa alasan kuat yang mendasari gagasan bahwa Borobudur Pusat Musik Dunia bisa secara terang dibunyikan?
Bersandar pada temuan dan kajian ilmiah, ada 226 relief alat musik terukir di Borobudur. Relief tersebut terpahat pada 40 panel serta menampilkan lebih dari 40 jenis instrument alat musik.
Artinya, sejak 13 abad lalu situs budaya yang merupakan Wonderful Indonesia ini sudah menjadi salah satu pusat budaya dunia terutama dari segi musik.
Bisa kita lirik situs lain sebagai pembanding, dan ternyata tidak ada situs di era yang sama yang mampu menampakkan relief alat musik yang lebih banyak daripada yang ada di Borobudur.