Rasanya keadaan pendidikan dan pembelajaran kita hari ini juga begitu. Entah itu sistem pembelajaran daring maupun tatap muka, masing-masing darinya adalah pilihan, dan pilihan tersebut bakal didasarkan kepada kondisi, situasi, serta keadaan lingkungan pembelajaran.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan bahwa kedua sistem pembelajaran ini bisa dikolaborasikan jika memenuhi keadaan tertentu. Maka dari itulah akhirnya kita berkenalan dengan sistem blended learning sebagai perpaduan pembelajaran daring dengan tatap muka.
Hatta, apakah pemilihan maupun perpaduan sistem pembelajaran bakal bertentangan dengan program digitalisasi pendidikan? Tentu saja tidak.
Tidak selamanya strategi Total Football bakal membuat sebuah tim sepak bola selalu menang. Rasanya kegiatan pembelajaran pula demikian. Tidak selamanya kita harus terus belajar daring walaupun program unggulan pendidikan negeri ini adalah digitalisasi pendidikan.
Digitalisasi pendidikan pada dasarnya dihadirkan untuk mempercepat pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri, sedangkan tadi dikatakan bahwa banyak jalan menuju Mekkah, bukan? Berarti digitalisasi adalah pilihan, dan pilihan tersebut akan semakin efektif jika kita padukan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H