Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengajarkan Ibadah kepada Anak dengan Memadukan Teknik Motivasi ala Rasulullah dan Rumus "TANDUR"

2 Mei 2021   23:30 Diperbarui: 2 Mei 2021   23:50 4392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajarkan anak ibadah di bulan Ramadan. Gambar oleh MUHAMMED BAHCECK dari Pixabay 

Hadis Rasulullah tentang teknik motivasi untuk mendorong perilaku baik. Diolah dari Canva
Hadis Rasulullah tentang teknik motivasi untuk mendorong perilaku baik. Diolah dari Canva

O ya, andai kita mau melirik lebih fokus, maka secara tidak langsung hadis di atas mirip dengan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran.

Ya, alur hadis Nabi di atas tampak disajikan secara konstruktivistik dengan langkah awal mengungkapkan semangat (rasa penasaran), menyajikan fenomena pemantik rasa penasaran dengan awalan kata "haruskah", menghadirkan pertanyaan, hingga diberi solusi sebagai puncak rasa ingin tahu.

Dalam mengajarkan anak beribadah, aku rasa teknik motivasi semacam ini sangat penting. Terkhusus di bulan Ramadan misalnya:

Anak-anak bisa diarahkan untuk memetik esensi dari ibadah puasa dengan kita hadirkan pernyataan kritis seperti mengapa hanya orang-orang beriman saja yang diperintahkan untuk berpuasa, seperti apa ketaqwaan yang diharapkan setelah berpuasa, hingga mengapa kita harus berpayah-payah menahan lapar dan haus selama 30 hari.

Kelima, Teknik Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Hadis Rasulullah tentang teknik motivasi meningkatkan rasa percaya diri. Diolah dari Canva
Hadis Rasulullah tentang teknik motivasi meningkatkan rasa percaya diri. Diolah dari Canva

Nah, hadis di atas adalah sandaran kita sebagai guru maupun orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak dalam beribadah. Maksudnya begini, jangan hanya kompetensi akademis saja yang kita apresiasi melainkan juga kesuksesan anak dalam menuntaskan ibadah.

Contoh sederhana ialah puasa Ramadan. Bagi kita yang sudah dewasa, barangkali lelah, lapar, haus, serta sabarnya berpuasa itu sudah biasa kita tahan. Tapi bagi anak-anak?

Itu spesial dan bahkan tidak mudah. Maka dari itulah kita perlu membuat anak-anak bangga dengan ibadah yang telah ia lakukan.

Hal ini juga berlaku dalam pelajaran membaca Quran, etika meminta tolong, berterima kasih, hingga segenap akhlak lainnya. Bukankah setiap insan itu adalah budaknya kebaikan? Pastinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun