Dan Alhamdulillah, siang tadi muridku yang sekarang sudah kuliah men-japri-ku via Whatsapp seraya menunjukkan kepadaku di mana lokasi penjualan KOJIMA yang berbentuk botol, yaitu di salah satu apotek herbal di Curup.
Sepulang sekolah langsung kudatangi, dan kudapatkan sebotol KOJIMA yang berisikan 70 gram madu, 28 gram ekstrak kurma, 7 gram jinten hitam, dan 2,3 gram asam Jawa. Totalnya ialah 140 ml.
Sesaat setelah membeli madu lengkap ini aku sejatinya langsung "ngeh" bahwa madu KOJIMA pasti dominan manis. Dan ketika melirik kompisisinya.... Benar, ada dominasi madu sehingga wajar bila adik bungsuku menyukainya.
Beruntungnya minuman berbahan alami sehingga bisa minum madu lengkap KOJIMA 2 x sehari sebanyak 1 sendok makan untuk menjaga nutrisi selama berpuasa. Dengan mengonsumsi madu lengkap, maka akan ada peningkatan sistem imun tubuh tanpa efek samping.
Karena jalan pengabdian dan perjuanganku menempuh pendidikan lanjutan masih panjang, maka tidak ada alasan bagiku untuk berpisah dengan madu, terlebih lagi selama bulan Ramadan ini.
Karena kami sudah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, maka seorang guru sepertiku dianjurkan mengonsumsi madu dua kali sehari, tepatnya sesudah berbuka puasa dan sesudah sahur.
Sesudah berbuka puasa, kita bakal sholat Tarawih. Jadi, ketika sudah minum madu, maka tenggorokan kita sudah siap andai nanti ditunjuk jadi imam maupun penceramah. Sedangkan konsumsi madu setelah sahur adalah bekal agar pita suaraku tidak mampet saat mengajar di SD.
Okeh, sampai di sini dulu, ya. Mari jaga kesehatan, jaga hati, juga jaga perasaan. Semoga semakin hari kita semakin semangat beribadah, semakin tulus mengejar pahala, serta semakin ikhlas seraya berharap ridha Allah.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H