Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Semenjak Jadi Guru, Aku Semakin Enggan Berpisah dengan Madu

20 April 2021   23:48 Diperbarui: 21 April 2021   00:24 2799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajar Seni Baca Quran terkadang menguras suara. Dok. Ozy V. Alandika

Gurah tak bertahan lama. Aku hitung-hitung, cuma tahan dua bulan saja. Aku melanggar berbagai pantangan seperti jangan makan gorengan, sambal, santan, dan makanan sejenis.  Hahaha

Alhasil, setelah sempat bertemu dengan sesama pelatih Tilawah Quran, aku pun disarankan untuk rajin-rajin mengonsumsi madu.

Semenjak hari itu, aku jadi rajin menyetok madu baik madu sachet maupun madu botol. Sesekali, ada pula madu yang sudah kubeli namun tak jadi diminum. Ya, madu hitam. Ketika kubeli katanya manis, tapi ketika diminum rasanya pahit. Aku kurang menyukainya.

Manfaat Madu yang Sudah Kurasakan juga Aku Bagikan Kepada Muridku

Semenjak jadi guru dan pedekate lebih "intim" dengan madu, aku mendapat banyak manfaat.

Pertama, intensitas suaraku lebih stabil walaupun banyak berbicara.

Madu sangat bermanfaat dalam menjaga suaraku. Sejak minum madu, suaraku jadi jarang serak dan nafas mulai bertambah panjang walaupun aktivitas mengajarku semakin padat.

Sebagai guru agama, aku cukup banyak berbicara terutama dalam mendemonstrasikan materi ilmu tajwid Al-Quran. Ya, yang namanya membaca Quran dengan tajwid tidak cukup sekali ajar melainkan harus terus diulang.

Butuh berpuluh bahkan beratus kali ulang agar lidah siswa tidak kelu melafazkannya. Belum lagi ketika aku harus menenangkan siswa yang terlampau cari perhatian, ribut, dan merusuh sendiri. Hemm. Sabar!

Kedua, Madu Membuat Staminaku Cepat Pulih Setelah Belajar-Mengajar

Kegiatanku
Kegiatanku "mengukur jalan" setiap hari kerja. Dok. Ozy V. Alandika (Google Maps)

Barangkali dua rute yang termaktub dalam gambar di atas bisa menjadi penegas mengapa aku benar-benar membutuhkan madu. 50 menit adalah jarak tempuh dari rumahku ke SD tempatku mengajar, sedangkan 2 jam 9 menit adalah jarak tempuh dari rumahku menuju kampus.

Ya, aku setiap hari pulang pergi ke SD dan rata-rata 3-4 hari dalam seminggu langsung ke kampus setelah pulang sekolah demi menuntaskan tugas akhir kuliah. Kegiatan ini sudah kujalani sejak tahun 2019, tepatnya setelah aku pindah tugas mengajar dari SMP ke SD.

Bulan puasa juga begitu? Iya. Sekolah full 6 hari, dan aku juga mau segera wisuda. Jikalau dihitung detailnya, maka dalam sehari aku bisa menghabiskan 4-6 jam ngegas motor seraya mengukur jauhnya jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun