Alhasil, jika ditanya tentang siapa yang cenderung lebih bijaksana mengelola kebutuhan dan keinginan, maka jawabannya adalah Emak.
Emak walaupun hanya sosok perempuan tamatan SD dengan jeniusnya memisahkan keinginan, menekankan keinginan serta mendahulukan kebutuhan.
Jikalau kita lirik sedikit lebih jauh ke masa kecil, maka kita pasti bakal akan sangat paham mengapa kita tidak bisa selalu makan enak bin mewah selama bulan Ramadan.
Alasannya tidak lain ialah karena Emak sudah menyisihkan sedikit demi sedikit uang agar kita bisa beli baju baru. Walaupun hanya satu setel, setidaknya kita beli. Sedangkan Emak, tidak membeli baju baru hingga berapa kali lebaran, sungguh hal tersebut tak menjadi masalah.
Sadar atau tidak, ternyata saat itu Emak juga sedang mengelola rasa cinta dan benci secara bijaksana.
Emak mungkin cenderung dibenci oleh tuntunan anak yang "ingin ini ingin itu banyak sekali", padahal Ramadan hanya 30 hari. Tapi di saat itu juga, Emak sedang menabung benih-benih cinta seraya mengelola keuangan agar tidak bobrok sebelum Ramadan berakhir.
Naik Penghasilan Naik Sedekah
Ketika tadi kita merilik perjuangan para Emak dalam mengelola kebutuhan dan keinginan, sejatinya ketika itu pula kita bisa sadar bahwa sejatinya Emak sedang berlatih bersedekah, terutama sedekah untuk anak-anaknya.
Benar. Sedekah tidak akan membuat kita miskin karena sejatinya Allah memberikan hamba-Nya kecukupan, bukan kemiskinan. Jikalau dirimu masih ragu bahwa sedekah itu tidak akan membuat kaya, silakan simak dalil berikut secara seksama. Dibaca kata demi kata:
Jikalau firman Allah di atas masih kurang cukup, kita bisa melirik kisah Usman bin Affan yang menyumbangkan seluruh kekayaannya demi membantu para penduduk Madinah yang diserang paceklik pangan.
Syahdan, yang lebih MasyaAllah lagi ialah kisah suami istri yang meminta kekayaan kepada Allah melalui perantara doa Nabi Musa as, namun gara-gara bersedekah, suami istri tadi tidak berhenti kaya. Allah hadirkan segenap rezeki dari berbagai penjuru mata angin.