Sayangnya jalan tersebut tidak selalu bisa kita pilih, apalagi direncanakan. Biasanya, aku sendiri kalau sudah mengantuk ketika berkendara, aku akan segera singgah ke warung kopi. Tapi pada bulan Ramadan cara tersebut tidak bisa kita lakukan.
Alhasil, demi keamanan, mendingan kita istirahat sebentar. Percaya atau tidak, bermain smartphone adalah salah satu langkah yang bisa kita tempuh untuk mengusir kantuk saat berkendara. Tapi... maksudku bukan berkendara sembari main smartphone, ya! Berhenti dulu.
Ganti Sasaran Pandang Mata Ketika Rasa Bengong Mulai Singgah
Ketika berkendara dengan sepeda motor dalam kondisi normal, biasanya kita cukup sering lirik kanan, kiri, depan, dan belakang. Terkadang seseorang dengan sengaja melirik kaca spion dan jam tangan demi menata kembali mood berkendara.
Hanya saja, dalam situasi puasa hal tersebut malah jadi sangat berbahaya. Lagi-lagi alasannya adalah fokus dan suasana lapar maupun haus terkadang mampu merusak fokus hingga berada pada titik terendah.
Bahkan, jangankan urusan lirik jam tangan, pandangan kita ke jalan pun tetap bisa mengakibatkan bengong. Misalnya memandang plat kendaraan di depan kita, memandang aspal seraya wanti-wanti jika ada lubang, melirik jenis helm kendaraan di depan, dan sebagainya.
Dalam lirikan selama satu atau dua detik, mungkin bisa dianggap normal. Tapi jikalau sudah lebih dari itu? Si pengendara harus cepat sadar karena sesungguhnya ia sedang berada pada situasi bengong.
Alhasil, untuk mengembalikan fokus, kita perlu mengganti sasaran pandang mata walaupun yang dilirik adalah jalan raya di depan. Pada bulan Ramadan, hal ini sangat krusial, apa lagi ketika dirimu sedang berkendara seorang diri.
Toh, tidak sedikit pula kita temukan seorang pengendara motor yang tiba-tiba terjatuh walaupun di jalan yang lurus, kan? Aku sudah sering berjumpa dengan peristiwa serupa. Tidak ada angin tidak ada hujan, eh, tetiba seorang pengendara motor jatuh gegara bengong dan hilang fokus.
***
Kata orang, para pengguna jalan yang sedang berkendara itu terkadang serba salah. Ketika mereka hati-hati, eh malah ditabrak. Sedangkan ketika tidak hati-hati, giliran dia yang menabrak.
Meski demikian kisahnya, tiada satu pun orang yang tidak mau tiba di tempat tujuan dengan selamat. Semua orang mau selamat, aman, dan tercapai tujuannya walau harus menempuh jarak yang jauh.