Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Pandemi Masih Belum Menepi, Mastery Learning Kujadikan Opsi

29 Maret 2021   06:19 Diperbarui: 29 Maret 2021   08:35 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penilaian Pembelajaran (Gambar oleh Lourdes NiqueGrentz dari Pixabay)

Terkait dengan mastery learning sendiri, sejatinya model yang dulunya dijuluki Learning of Mastery ini bukanlah hal yang baru. 

Tercatat, tahun 1968 Benjamin Bloom telah meluncurkan strategi pembelajaran instruksional belajar tuntas secara resmi.

Bisa dibayangkan, aku malah mundur menuju 53 tahun ke masa lalu. Tapi, ada bedanya.

Jika dulu mastery learning lebih menekankan penguasaan berbasis kompetensi serta ketuntasan atas nilai secara formatif, maka sekarang belajar tuntas bisa kita hadirkan agar siswa mampu melahap konsep dasar materi ajar.

Hal tersebut sesungguhnya merupakan perbedaan yang mencolok sekaligus menjadi kunci dari suksesnya pembelajaran penguasaan alias pembelajaran tuntas.

Detailnya, ada 3 kunci utama agar mastery learning model sukses diimplementasikan di kelas walaupun dalam kondisi terbatas.

Kunci Mastery Learning (Illustrated by newlearnerlab.com)
Kunci Mastery Learning (Illustrated by newlearnerlab.com)
Pertama, occurs at the formative level
Barangkali bayangan pertama kita tentang mastery learning hanyalah berkisar pada instruksi guru, bimbingan, penjelasan, menggelar tes sumatif dan formatif, lalu dapat nilai. Sesederhana itu, bahkan sangat konvensional.

Tapi sebenarnya belajar tuntas lebih dari itu. Kita menginginkan siswa untuk menguasai materi pembelajaran, bukan malah menguasai nilai.

Secara, apalah artinya jika anak-anak menuntaskan 85-95% materi ajar tapi hanya ditilik dari segi tes. Besoknya? Bisa jadi mereka lupa.

Kedua, emphasizes foundational concepts
Karena terbatasnya pembelajaran tatap muka maupun virtual di era pandemi, bisa jadi tidak sedikit guru yang masih mengejar setumpuk materi demi menuntaskan kurikulum.

Bagaimana tidak, hadirnya kurikulum dalam kondisi khusus yang menekankan pembelajaran berbasis esensi seakan-anak hanya mitos belaka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun