Mohon maaf, ya. Rasanya aku lebih menantikan kata "ACC" dari orang lain daripada senyumanmu. Maaf, sekali lagi aku terpaksa membandingkannya.
Tapi, dirimu jangan sontak tersinggung begitu. Sama halnya dengan gula pasir yang hanya manis sesaat di lidah, kata ACC juga sekadar manis di saat aku butuh. Sedangkan dirimu?
Ketika aku tidak butuh, barangkali nanti engkau menyadarkanku bahwa sebenarnya aku membutuhkanmu.
Kapankah kisah itu terjadi? Mungkin di hari lain, atau pada waktu yang lain, atau mungkin pada waktu ketika Tuhan izinkan agar kita sama-sama saling butuh. Cihui
Sudah. Mungkin dirimu tidak bakal berhenti tersenyum sesudah ini. Tahan saja dulu, doakan saja aku agar cepat mendapat ACC.
Sisanya? Dirimu boleh berdoa tentang kita. Mengulang-ulang doa juga boleh? Tentu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H