Dulu, sewaktu masih SD aku cukup sering dikisahkan oleh guruku bermacam cerita fabel. Cerita bertajuk fantasi tentang hewan ini biasanya berisikan pesan moral yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Dan sekarang, kehidupan pun berubah, hatta, aku telah menjadi guru SD. Nah, berarti kali ini gantian aku yang menuangkan cerita fabel. Oke, fix. Aku mulai! Kisahnya tentang si belalang batu dan pasukan semut. Cuzz!
Cerita Fabel: Belalang Batu dan Pasukan Semut Rangrang
Di sebuah pondok tua tak berpenghuni, hiduplah seekor belalang batu dan seribu ekor semut rangrang.
Mereka sudah lama berteman. Dulu, sewaktu belalang batu masih berbentuk nimfa, ia terpisah oleh teman-temannya, hingga datangnya seekor semut rangrang penyelamat. Belalang batu kecil akhirnya dirawat oleh pasukan semut, dan tinggal bersama di sebuah pondok tua.
"Duhai belalang, kita keluar, yuk. Cari makan. Persediaan makanan bulan ini sudah menipis, sedangkan telur-telur sang ratu akan segera menetas, " ucap seekor semut rangrang pekerja.
"Ah, kalian saja deh yang pergi. Aku mau duduk dan lompat-lompat santai bersama semut jantan dan betina. Toh mereka kan tidak perlu capek-capek cari makan," pungkas belalang batu seraya berguling-guling di ampas kayu.
Pasukan semut pekerja kesal. Tapi, ya, mau bagaimana lagi. Belalang batu jauh berbeda dengan mereka.
Belalang sejak pertama kali dia tertolong hinggalah hari ini hidupnya selalu bahagia, disayang oleh para semut ratu. Dia tak perlu berpayah kerja. Duduk manis saja sembari menanti semut pekerja mengumpulkan biji dan segenap stok makanan lainnya.
"Teman-teman, kok sikap belalang batu makin hari makin jelek begitu, ya. Malasnya makin meningkat. Padahal dulu kan..."