Tahun ajaran baru 2021 telah tiba, sekarang saatnya siswa, guru, dan orangtua kembali belajar. Benar begitu, kan? Oke, sip! Karena kita semua adalah pembelajar sepanjang hayat, maka ajakan untuk kembali belajar perlu terus digaungkan hingga membumi.
Meski begitu, "langit mendung" yang bernama pandemi masih tak segan menghalangi cerahnya wajah pendidikan kita. Ah, tak mengapa. Hampir satu tahun negeri ini diguncang pandemi, aku percaya bahwa kita semua sudah mampu beradaptasi.
Terkait dengan jalannya pembelajaran di awal semester genap tahun 2021 ini, rasanya sistem daring lebih bijaksana untuk dijadikan opsi. Terang saja, aspek kesehatan dan keselamatan pelaku pendidikan merupakan skala prioritas, sedangkan kegiatan belajar bisa dilakukan di mana saja.
Dan...sama, kok. Di sekolah sekaligus daerahku juga masih menerapkan PJJ. Gubernur sudah bersurat, Bupati sudah bersurat, Disdik sudah bersurat, pun demikian dengan Kepala Sekolah.
Nah, berarti sekaranglah saatnya guru milenial, generasi Z dan Alpha "naik panggung"!
Mengapa dikatakan demikian? Aku kira, tren pembelajaran di awal tahun 2021 akan berkisah tentang tuntutan agar guru menjadi sosok milenial serta mampu menghadapi para siswa generasi Z dan Alpha dengan segudang tingkah "anehnya".
Jika guru tidak siap, maka mereka tetap "naik panggung" alias disorot. Tetapi, segenap generasi Z dan Alpha walaupun senantiasa disorot gaya belajarnya, mereka cenderung aman. Karena? Tetaplah guru yang disalahkan. Hahaha
Misalnya begini.
Guru berperan sebagai sutradara yang bertugas meracik skenario terbaik untuk diperankan siswa saat PJJ berlangsung. Tetapi, skenario tersebut "gagal tayang" alias tidak berhasil gara-gara siswa mengeluhkan tugas yang terlalu banyak, bosan, serta cuek-cuek bebek. Akibatnya?
Guru tadi bakal naik panggung sekaligus dicap kurang milenial gegara menerapkan pembelajaran yang kurang kreatif, konvensional, bahkan cenderung pasif. Hemm.
Bagaimana Caranya agar Guru Mampu "Naik Panggung" dengan Skenario Terbaik?
Entah itu sistem pembelajaran tatap muka maupun maya, rasanya guru perlu "naik level" demi memantapkan perannya sebagai seorang peracik skenario KBM. Umur guru boleh tua, tapi gaya mengajar tetap milenial, bahkan lebih apik jika mampu mengimbangi siswa generasi Z dan A.