Dalam artian, pembukaan sekolah secara tatap muka bukanlah angin surga yang mampu menyejukkan sekelumit masalah pendidikan kita. Tambah lagi dengan hadirnya pandemi, hadirnya inovasi sangat diharapkan.
Maka dari itulah, kita perlu menghadirkan sistem pembelajaran yang menjangkau semua. Maksudnya, tiap-tipa siswa di manapun mereka berada berhak mendapat akses pendidikan yang sama, yang merata, atau bahkan yang layak.
Secara pribadi, saya jadi sangat sedih ketika mendengar berita bahwa ada anak yang sulit mendapat akses pendidikan, bahkan tidak ikut belajar semenjak pandemi. Itu pukulan telak bagi guru, bagi sekolah, bagi Pemda, juga bagi pemerintah.
Sayangnya kita tak dapat menyalahkan keadaan, melainkan harus mencari inovasi demi menyingkirkan rasa galau atas ketimpangan pendidikan.
Sederhananya, kalau di sebuah daerah tidak bisa menggelar PJJ gegara minim fasilitas, maka tak perlu dipaksakan. Cukup cari alternatif lain yang mampu menjangkau siswa secara keseluruhan.
Ada sistem pembelajaran guru kunjung, kelompok belajar kecil, TVRI, bahkan radio. Semua bisa dipilih berdasarkan kemampuan dan kesanggupan siswa.
Ragu soal efektivitas? Rasanya efektivitas itu bukan tanggung jawab media, deh. Menghadirkan suasana yang efektif adalah tanggung jawab guru sekaligus menjadi sebuah seni dalam mengajar.
Salam.
Lanjut baca: Seandainya Asesmen Nasional 2021 Ditunda, Kamu Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H