Di sesi kedua yang berlangsung pukul 13.00-16.00 WIB, Parade Aksi Cerdas Berkarakter menghadirkan clinical Psychologist cantik Analisa Widyaningrum. Tema  Karakter yang diangkat pada sesi tersebut adalah "Menjadi Kuat Bersama Sahabat".
Menurut kak Analisa, sahabat itu choice, bukan given. Artinya, mau seperti apa kita ke depan, akan bergantung pada 5 orang terdekat yang menjadi sahabat kita. Kalau dia toxic? Perlu diluruskan dahulu. Jangan-jangan kita yang toxic!
Sejatinya, kita tak bisa memilih arah angin, juga tak bisa mengendalikan sahabat. Kuncinya, adalah berdamai dengan diri sendiri. Kita merasa orang lain toxic, padahal sebenarnya stimulus itu netral.
Ketika kita belum beres dengan diri sendiri, biasanya kita akan lebih sinis dengan kehidupan orang lain. Susah melihat orang senang.
Kuncinya? Keluarga. Alhasil, kalau kita sandingkan tema di sesi pertama yang mengedepankan empati, maka sesi kedua Parade Aksi Pusaka ini secara tidak langsung telah mengurai profil Pancasila dengan permasalahan yang lebih kompleks.
Dalam artian, tidak hanya empati yang dihadirkan oleh guru dan orangtua dari rumah, melainkan juga empati terhadap diri, bagaimana mengendalikan diri, serta bagaimana caranya menjadi kuat bersama sahabat.
Kak Analisa menambahkan bahwa kita tak mengendalikan sahabat, kita tak bisa mengendalikan proses sahabat.
Dengan demikian, kita perlu berusaha untuk fokus lagi kepada proses kita. Agar tak iritasi, tak sakit ketika melihat orang lain sukses.
"Tenang aja. Kalau kita memantaskan diri, orang yang pantas akan dekat dengan kita. Di situlah kita menemukan jati diri," tutup Kak Analisa (12/12/2020).