Ketika berkisah tentang Ibu, agaknya hati kita akan sedikit bergetar. Ada segenap perasaan yang terkadang ingin tumpah lewat air mata, juga lewat doa. Pasti begitu. Karena Ibu adalah sosok spesial bin istimewa yang menjadi jalan tergapainya surga.
Lebih dari itu, ketika kita diminta untuk bercerita tentang sosok Ibu, seringkali cerita itu tidak pernah selesai. Karena memang waktunya yang tidak cukup. Tambah lagi, kisah diriku dan dirimu tentang Ibu biasanya berbeda. Hanya satu yang sama, yaitu pengabdian alias kebaktian.
Dalam tulisan ini aku ingin berkisah sedikit tentang kehebatan Ibuku. Namun, sebelum itu aku ingin menyajikan contoh nyata kehebatan seorang Ibu yang berhasil membuat anaknya sukses hanya gara-gara sebuah kalimat.
Siapakah anak itu? Dialah Syeikh Abdurrahman as-Sudais, Imam Besar Masjidil Haram sekaligus seorang Hafiz yang bersuara indah.
Dikisahkan, dulu ketika Sang Imam masih berusia anak-anak, beliau pernah membuat Ibundanya kesal dengan cara menabur pasir di dalam hidangan/gulai kambing, padahal hidangan tersebut sudah disiapkan untuk tamu kehormatan.
Hebatnya, sang Ibunda yang kesal malah menyumpahi Sudais kecil dengan kalimat:
"Sudais, dasar kamu anak nakal! Awas kamu kalau sudah besar kamu akan menjadi Imam Masjidil Haram!"
Ternyata sumpah tersebut benar-benar dikabulkan oleh Allah. Sekarang Syeikh as-Sudais sudah menjadi seorang Imam Besar. Kisah ini kudapatkan dari seorang Kompasianer hebat bernama Pak Nursalam, sungguh kisah inspiratif yang bisa menguatkan rasa sayang kita kepada Ibu.Ibu Mengajarkanku "Literasi Dasar Kehidupan" Secara Gratis!
Bagiku dan bagi kita semua, Ibu benar-benar sosok yang istimewa. Ibu merupakan sekolah sekaligus guru pertama yang mengajarkan kita tentang "Literasi Dasar Kehidupan" secara gratis.
Ibu yang punya sekolah, dan Ibu pula yang menjadi gurunya. Bahkan, materi ajar tentang kehidupan sudah Ibu bagikan ketika kita masih bernaung di dalam kandungan.
Ibu mengajak bercerita, lalu kaki kita yang masih berada di dalam rahim merespon dengan cara menendang-nendang.