Mungkin, banyak guru hingga masyarakat sekalian yang sudah menggaungkan terkaan bahwasannya Mas Nadiem akan berbicara tentang Hari Guru Nasional 2020 dalam suasana yang berbeda. Dan terbukti, terkaan kita benar, dan memang begitulah seharusnya.
Di awal teks pidato HGN 2020 Mas Mendikbud menyajikan data UNESCO yang mencatat lebih dari 90% alias lebih dari 1,3 miliar populasi siswa global harus belajar dari rumah.
Selain itu, teks pidato HGN ini juga dua kali lipat lebih panjang bila kita bandingkan dengan teks pidato Mas Nadiem di HGN 2019.
Lagi-lagi wajar, karena sebagai seorang Nahkoda di kereta bernama Merdeka Belajar, Mas Nadiem dirasa perlu memaparkan program Kemendikbud selama setahun terakhir.
Kendati demikian, saya secara pribadi tetap menemukan pesan cinta yang terselip di tengah-tengah teks pidato Mas Nadiem pada peringatan Hari Guru Nasional 2020. Berikut kutipannya:
"Ada pilihan untuk menyerah, ada opsi untuk mengeluh. Namun, kita memilih terus bangkit dan berjuang. Itu karena keyakinan bahwa kita tetap bisa mengupayakan keberlanjutan pembelajaran bagi murid-murid yang kita cintai walau dengan segala keterbatasan."
"Saya sangat percaya bahwa selalu ada hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Banyak pemangku kepentingan di bidang pendidikan bahu-membahu, bergotong-royong mengatasi kompleksitas situasi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya."
Dua paragraf kutipan pidato Mas Nadiem di atas menurut saya sama "hebohnya" dengan pidato beliau pada peringatan HGN tahun 2019 jika ditilik dari segi pemberian motivasi.
Namun, karena faktor pandemi dan publik sudah sering mendengar pidato Mas Nadiem, derajat hebohnya jadi berkurang.
Lagi-lagi tak mengapalah. Terkadang pidato seorang pemimpin hanya ramai dengan retorik.
Terakhir, dalam suasana Hari Guru Nasional 2020, kita semua sama-sama berharap, berikhtiar, serta melantunkan doa agar pandemi segera menyingkir dari Bumi Pertiwi tercinta.
Dari pidato HGN, mudah-mudahan Mas Mendikbud bersama para pemangku kepentingan pendidikan semakin semangat untuk meninggikan perjuangan dan mewujudkan hak para guru.
Dari pidato HGN, mudah-mudahan para guru tetap gembira dan bahagia dalam mengajar dalam kondisi serta suasana apapun. Karena sejatinya guru adalah pelukis masa depan dan peradaban.
Salam.
Ditulis oleh Ozy V. Alandika