"Wa innaka la'alaa khuluqin 'azhiim."
"Dan sungguh Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." Begitulah arti dari Kalam Allah yang tertuang dalam Quran Surah Al-Qalam ayat 4. Rasulullah SAW benar-benar berbudi pekerti luhur karena Beliau memiliki akhlak yang Allah perintahkan dalam Al-Qur'an.
Bahkan, dalam sebuah hadis shahih, istri Rasulullah, Aisyah RA mengatakan bahwa sesungguhnya akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an. Berangkat dari dua dalil ini saja, sudah tidak ada satupun alasan yang bisa menolak kita untuk mencintai Nabi Muhammad SAW.
Dan alhamdulillah, saat ini kita umat muslim sudah singgah di tanggal 12 Rabiul Awal 1442 Hijriah yang bertempatan dengan tanggal kelahiran Baginda Rasul menurut pendapat yang masyhur.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, setiap kali singgah di tanggal kelahiran Rasulullah yang kemudian disebut dengan Maulid Nabi, kita selalu mencoba untuk mengambil momentum dan refleksi.
Biasanya, momentum Maulid Nabi Muhammad SAW biasa dijadikan tumpuan untuk melakukan kegiatan shalawatan bersama, zikir bersama, doa bersama, mendalami sirah Nabi bersama, hingga belajar ilmu agama bersama. Saya kira, hal ini adalah kegiatan yang sangat baik dan berpahala.
Pun di hari dan di tahun ini, kisahnya masih sama. Walaupun pandemi masih melanda, tetap saja tidak sedikitpun menyurutkan semangat kita untuk kembali mendaur ulang kecintaan kita kepada Baginda Rasulullah.
Kecintaan kepada Nabi itu adalah prinsip, kan? Mengapa harus didaur ulang derajat cintanya? Analoginya mirip seperti gelas. Tiap hari kita memakai gelas untuk minum kopi, dan tiap hari pula si gelas tadi harus dicuci.
Sama dengan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad. Cinta kepada beliau "Al-Hasyir" adalah setiap hari, setiap detik, dan setiap saat di manapun kita berada. Yang harus sering kita bersihkan adalah niatnya. Dan semoga saja niat ini tulus untuk menggapai syafaat dari Rasul di Hari Kemudian, ya. Aamiin.
Nah, permasalahannya di sini adalah, istiqomah mencintai Nabi Muhammad SAW setiap saat akan susah dilakukan bila tidak dibarengi dengan prinsip utama cinta Rasul.
Ketika peringatan Maulid Nabi tiba, ramai kita temui story WA dan postingan di media sosial tentang kecintaan terhadap Nabi. Tapi, apakah keramaian ini akan bertahan hingga sebulan? Belum tentu, kan.
Maka dari itu, dear sahabatku, rasanya kita perlu menguatkan diri dan keluarga dengan bersandar pada 4 prinsip utama penanaman kecintaan kepada Rasulullah SAW berikut ini: