Jelaslah bahwa butir soal yang hadir nantinya bukan soal tes kaleng-kaleng, melainkan berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Kedengarannya mungkin biasa saja, kan? Iya, barangkali sudah biasa bagi sekolah-sekolah rujukan yang nilai rapor mutunya adalah A bahkan A+. Lha, kalau sekolahnya masih tahap "berkembang"?
Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah yang sedang meniti jalan untuk mengejar ketertinggalan mutu. Dan, kembali lagi kepada kekhawatiran tentang "menghantui" batin siswa tadi, ku kira, sekilas Asesmen Nasional dari sisi AKM sama saja dengan UN.
Mengapa sama? Dari segi kognitif, baik AKM maupun UN sama-sama menakutkan. Terang saja, kualitas butir-butir soal pasti sudah lolos dari Standar Nasional. Bedanya, dulu para siswa berusaha mengusir ketakutan akan UN dengan cara mengikuti bimbel. AKM tak perlu, kan?
Mas Mendikbud Nadiem menerangkan bahwa Asesmen Nasional pada tahun 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah maupun murid.
"Sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan orang ua bahwa Asesmen Nasional untuk tahun 2021 tidak memerlukan persiapan-persiapan khusus maupun tambahan yang justru akan menjadi beban psikologis tersendiri. Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus demi Asesmen Nasional,"Â ucap Mas Nadiem saat Webinar Koordinasi Asesmen Nasional di Jakarta (6/10/2020).
Sekilas, hadirnya Asesmen Nasional ini diharapkan dapat mengusir kecemasan siswa dan orangtua. Tapi, kalau kita komparasikan lagi dengan rangkaian tes kognitif literasi dan numerasi yang berstandarkan PISA, bukankah perasaan cemas akan semakin meningkat?
Alasannya? Pertama, siswa kelas V SD, VIII SMP, dan XI SMA yang diambil adalah sampel yang dipilih secara acak oleh Kemendikbud.
Menurut Q & A yang dikeluarkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar murid yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut.
Selain itu, guna Asesmen Nasional adalah untuk memotret dampak dari proses pembelajaran per tingkat satuan pendidikan (jadi, bukan dampak per siswa secara individual).