Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Hal yang Perlu Dihadirkan Guru dalam Setiap Proses Pembelajaran

2 September 2020   10:40 Diperbarui: 3 September 2020   10:31 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses belajar itu sepanjang hayat, kan?
Tentu saja. Semua orang akan setuju dengan pernyataan ini. Sejatinya, belajar itu sendiri merupakan sebuah proses yang meliputi perbaikan perilaku seseorang agar menjadi terdidik. Ketika sikap dan kegiatan belajar berhenti, maka berhenti pulalah prosesnya.

Maka dari itulah, ketika konteks pembelajaran kita fokuskan kepada satuan pendidikan yang bernama sekolah, peran guru begitu vital dalam menghadirkan proses belajar.

Sayangnya, tidak semua siswa mampu secara utuh merasakan bahwa dirinya telah mengalami proses belajar di dalam kelas. Ada sebagian siswa yang lebih banyak "rusuh" daripada belajar. Ada sebagian siswa yang lebih banyak "ngantuk" daripada belajar. Dan seterusnya.

Alhasil, hal inilah yang kemudian menjadi kerugian bagi siswa itu sendiri. Terang saja, mereka bersekolah perlu modal alias biaya. Tambah lagi jika sekolahnya berbasis swasta, tentu lebih besar lagi biayanya. Secara hitung-hitungan, antara biaya dan hasil harus ada keuntungannya, kan?

Ya, minimal ada "kembali modal". Tapi, ketika guru mampu menghadirkan hal-hal menarik yang mampu meningkatkan "rasa belajar" siswa di setiap proses pembelajaran, maka peluang siswa untuk mendapatkan "perasaan belajar" akan lebih besar.

Lalu, apa saja hal yang perlu dilakukan oleh guru? Tercatat dalam artikel Watson Purkey yang berjudul "Preparing Invitational Teachers for Next-Century Schools" yang tertuang dalam buku "Menjadi Guru Profesional" racikan Prof. Suyanto, Ph.D et al, ada 4 hal yang perlu dihadirkan guru dalam setiap proses pembelajaran.

Pertama, Kepercayaan

Dalam pembelajaran, kepercayaan itu sangat penting. Guru perlu percaya bahwa para siswanya akan mampu melahap materi ajar, dan siswa perlu percaya bahwa gurunya mampu mengajar dengan baik seperti halnya "guru asli".

Tanpa adanya kepercayaan, kerja sama, dukungan, hingga kesuksesan kegiatan dalam pembelajaran tiada akan tercipta. Maka dari itulah, perlu digaungkan tajuk "saling membutuhkan" antara guru dengan siswa. Siswa butuh guru, dan guru butuh siswa. barulah pembelajaran akan tercipta.

Kedua pelaku pendidikan ini memiliki perannya masing-masing dalam proses pembelajaran. Ketika peran itu sudah diketahui, maka baik guru maupun siswa perlu terlibat bersama aktivitas di dalamnya. Ketika keduanya terlibat, maka inilah yang disebut proses pembelajaran.

Kedua, Rasa Hormat

Begitu pentingkah rasa hormat dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran? Certainly. Ketika rasa hormat diseiraskan dengan adab, maka ia akan didahulukan alias lebih tinggi posisinya daripada ilmu. Dalam konteks pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa juga demikian.

Guru perlu menghadirkan rasa hormat agar siswa mengetahui batas-batas berperilaku baik di dalam kelas, di sekolah, maupun di luar sekolah. Selain itu, guru juga perlu menghormati siswa dengan beraneka macam karakter dan kondisinya.

Ketika rasa hormat ini kita gabungkan, maka terciptalah situasi "saling menghormati" dalam sebuah proses pembelajaran. Dari sinilah nantinya guru dan siswa bisa membangun tanggung jawab belajara secara bersama-sama.

Ketiga, Optimisme

Siapa pelaku pendidikan yang perlu terlebih dahulu memiliki rasa optimis di dalam kelas? Tentu saja guru. Terang saja, tiap-tiap siswa memiliki karakter yang unik dan masing-masing keunikan itu dilumuri oleh potensi yang tak terbatas. Guru perlu ber-positive thinking terhadap potensi itu.

Pembelajaran tiada akan menarik jikalau sedari awal guru sudah meragukan kemampuan siswanya.

"Ah, siswa A tak akan sanggup memakan materi ini!"

"Ah, siswa B pasti akan kesusahan bila harus memecahkan masalah ini!"

Ketika proses pembelajaran dimulai dengan keraguan, ketika itu pulalah keberhasilan akan menyingkir dengan segera. Syahdan, energi guru akan terbuang sia-sia dan kelelahan dalam mengajar akan semakin terasa. Gara-gara "perasaan", kemudian capek. Kan rugi!

Maka dari itulah guru perlu memelihara optimisme yang unlimited dalam setiap proses pembelajaran. Banyak jalan menuju Roma, banyak pula jalan menuju kesuksesan pembelajaran.

Keempat, Kesengajaan

Ketika seorang guru mulai mengetahui dan menyelami tiap-tiap siswa beserta segudang potensinya, maka ketika itu pula guru perlu menghadirkan kesengajaan dalam proses pembelajaran.

Agar apa? Agar siswa sadar bahwa sejatinya ia memiliki potensi dan kemudian memaknainya sebagai pelajaran tentang kehidupan.

Terang saja, tiap-tiap proses ajar yang dilalui siswa sesungguhnya demi kehidupannya di masa mendatang, kan? Maka dari itulah guru perlu menyadarkan siswa bahwa belajar itu harus berkelanjutan, bukan malah sampai di sini saja, bukan juga akan berhenti bila berjumpa tantangan.

Ketika siswa menjalani proses pembelajaran dengan sengaja, perlahan mereka akan sadar bahwa sejatinya pengalaman belajar itu penting sebagai modal investasi masa depan. Alhasil, guru yang bertanggungjawab menciptakan suasana pembelajaran yang menarik untuk memetik pengalaman.

***

Di hari ini, dalam suasana pandemi, kita memang tidak dapat memungkiri fakta bahwa keadaannya makin sulit. Proses belajar yang sejatinya lebih indah dengan sistem tatap muka mesti bertukar dengan kelas maya serta lebih banyak dari orangtua.

Namun, tak mengapalah. Sebagai seorang pembelajar, kita memang perlu beradaptasi dengan segala situasi, baik itu situasi yang sudah tertebak maupun situasi yang belum pernah kita alami di masa lalu. Potensi untuk maju sudah dikaruniai, tinggal lagi bagaimana perwujudan optimisme.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun