Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

17 Bait Pantun Cinta untuk Sang Penyendiri

1 September 2020   20:38 Diperbarui: 1 September 2020   20:51 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setetes hujan jatuh membasahi samudra
Lalu samudra memamerkan ombak nan menggelora
Setetes cinta yang jatuh dari puncak menara
Akan runtuh jika kepastian tercampur dengan sandiwara

Langit di sore hari menawarkan berjuta keindahan
Langit di pagi hari menyajikan beribu kemesraan
Sang penyendiri bukanlah seseorang yang tak punya harapan
Ia hanya sedang mencari jawaban dari sebuah kepastian

Andai engkau mau jadi seorang kuli bangunan
Engkau akan tahu bagaimana tajamnya batu gunung
Andai engkau masih sendiri mencari teman pelaminan
Jangan ragu karena cinta tak mengajarkanmu untuk bermenung

Kupu-kupu suka hinggap di tangkai bunga mawar
Sedangkan lebah akan menyusul untuk meminum madu
Sang penyendiri pasti tahu bahwa rasa cinta adalah penawar
Sedangkan sepi adalah proses menuju hari yang syahdu

Banyak yang bilang bahwa matahari adalah pelita
Sedangkan semangat adalah jalan menggapai cita
Si penyendiri bukanlah orang yang tak punya cinta
Dialah sosok hebat yang tak terpengaruh dengan nafsu buta

Nasi yang dingin nanti ada yang menghangati
Makanan yang manis nanti ada semut yang menggerogoti
Sang penyendiri sesungguhnya telah ada yang dinanti
Karena akhir dari sebuah takdir adalah menepati

Ciptaan Tuhan menghadirkan banyak keistimewaan
Sedangkan ciptaan manusia sungguh banyak yang palsu
Jangan salah mengharapkan cinta dalam kebersamaan
Apalagi hanya cinta yang bermodalkan hawa nafsu

Rasa sakit hati kadang tak sembuh-sembuh hingga seminggu
Sedangkan rasa senang akan membuat muka tampak gempita
Menjadi penyendiri tidak selalu tentang bosan dan menunggu
Karena akhir dari penantian adalah satu hati dalam dua cinta

Terkadang gelap malam dianggap sebagai kengerian
Apalagi saat banyak suara-suara berbunyian
Hampir tidak ada satu orang pun yang betah dengan kesendirian
Apalagi bila harus bersanding lama dengan kesepian

Pagi-pagi, kuli bangunan suka mendorong kereta dan berlari
Selanjutnya, mereka akan mengangkut banyak batu bata
Siapa bilang tidak ada yang mau sesaat jadi penyendiri
Apalagi kalau selama ini cinta mereka berselimut dusta

Tidak terbayang olehku cantiknya seorang bidadari
Tidak pula terbayang olehku mulianya kepribadian
Tidak masalah jika hari ini engkau masih seorang diri
Terpenting, hatimu tetap betah menghadirkan keramaian

Jadi pohon yang tinggi jangan lupa dengan akar
Sering bermain api, siap-siap engkau akan terbakar
Cintanya sang penyendiri juga begitu besar
Ialah seluas dan setinggi puncak mercusuar

Berbahagialah jika hari ini engkau masih berkeinginan
Berbanggalah jika hari ini engkau tak mau jadi awam
Sayangnya, sendiri tak selalu berakhir dengan pelaminan
Kebanyakan darinya hanya memelihara rasa kagum dalam diam

Banyak yang tak sanggup terlalu lama bertatap dengan cahaya
Banyak yang tak berani terlalu lama berdiam dalam gelap
Yakinlah bahwa cinta yang sendiri akan menemui niscaya
Yaitu duduk berdua di kursi pelaminan yang gemerlap

Tidaklah mengapa bila dalam hidup banyak hadir masalah
Tidak mengapa pula bila sesekali engkau harus mengalah
Tidaklah mengapa bila hari ini cintamu masih sebelah
Jika engkau lelah, sendiri sejenak lalu beristirahatlah

Miliaran orang punya rasa cinta yang luar biasa terhadap senja
Tapi sayang, sedikit dari mereka yang ingat dengan sang Pencipta
Miliaran orang tahu bahwa cinta datang secara tak sengaja
Tapi sayang, tidak semua menjadikan hidup bersama sebagai cita-cita

Beruntunglah mawar karena tangkainya berduri
Beruntunglah tanah bila ia bersih dari sengketa
Beruntunglah engkau bila hari ini masih jadi penyendiri
Daripada harus menyakiti dan menyalahkan sang cinta

Curup, 01 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun