Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inter Gagal Juara, Inilah Rekam "Kisah Setengah Manis" Nerazzurri di Europa League

22 Agustus 2020   05:58 Diperbarui: 22 Agustus 2020   06:11 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Inter Milan, Antonio Conte saat memprotes wasit pada laga final Europa League di Stadion Koln (22/8/2020). Foto: Inter.it

Ketika laga berlangsung, tim utusan Jerman ini menebarkan perlawanan sengit, terutama melalui pemain andalan mereka, Kai Havertz dan Moussa Diaby. Tapi beruntung bagi Inter, gol Nicolo Barella (15) dan Romelu Lukaku (21) hanya mampu dibalas oleh Kai Havertz (24). Inter menang 2-1.

Berangkat dari laga ini, akhirnya formasi 3-5-2 ala Conte semakin matang. Para pemain Inter yang masuk starting line up tidak berubah. Mulai dari trio bek Godin-de Vrij-Bastoni, trio gelandang Barella-Brozovic-Gagliardini, duo wing-back Ambrosio-Young, hingga duet penyerang Lukaku Lautaro.

Padahal di tengah-tengah musim Antonio Conte beberapa kali mencoba formasi 3-4-1-2 dengan menempatkan Cristian Eriksen di posisi trequartista. Tapi, lambatnya adaptasi Eriksen mengakibatkan Inter Milan malah makin betah dengan formasi 3-5-2.

Alhasil, keteguhan Conte semakin tampak pada laga semifinal Europa League kontra Shakhtar Donetsk (18/8/2020). Starting line-up tidak berubah, formasi juga tidak berbeda, lalu Inter Milan menang telak 5-0 atas tim asal Ukrania ini.

Adapun gol yang dicetak, masing-masing oleh Lautaro Martinez (19, 74), Danilo D'Ambrosio (64), dan Romelu Lukaku (78, 83). Lukaku jadi pemain yang paling berkontribusi bagi Inter Milan di Europa League. Pemain Belgia ini tak pernah bolos mencetak gol walau hanya sekali.

Dan, puncaknya adalah di laga final Inter Milan kontra Sevilla. Adu taktik antara Antonio Conte versus Julen Lopetegui.

Di Europa League, Sevilla adalah jawaranya. Tim asal Spanyol ini telah berhasil melaju ke final Liga Eropa sebanyak 6 kali dan memenangkan 5 di antaranya. Sungguh prestasi yang membanggakan dan paling sukses dalam sejarah Europa League.

Bagi Inter, melawan Sevilla di babak final adalah kesempatan manis untuk membawa tropi Liga Eropa. Namun, akhir perjalanan Nerazzurri di Europa League malah jadi "Kisah Setengah Manis" setelah pasukan Antonio Conte kalah 3-2 atas Los Nervionenses pada Sabtu (22/8/2020) dini hari.

Pasukan Julen Lopetegui bermain solid dan unggul dari segi pengalaman maupun mental. Alhasil, gol Inter yang sempat ditelurkan oleh Lukaku (5') dan Godin (35') langsung dibayar tuntas oleh trigol Sevilla yang masing-masing dilesatkan oleh de Jong (12', 33') dan Diego Carlos (74).

Sevilla kembali merebut mahkota Europa League dan semakin mengukuhkan diri sebagai jawara yang sukses mengumpulkan 6 trofi Liga Eropa. Lebih baik dari tim manapun.

Sejatinya, "kisah setengah manis" ini tidaklah buruk bagi Nerazzurri. 2 hasil runner up yang terdiri dari peringkat kedua Serie A musim 2019/2020 + peringkat kedua Europa League cukup membanggakan, mengingat minimnya kedalaman skuat yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun