Padahal, dalam Qur'an Surah An-Nisa ayat 32 dijelaskan bahwa tiap-tiap perempuan dan laki-laki telah mendapatkan bagiannya masing-masing sesuai dengan jerih payah bin usaha mereka.
Di dalam ayat ini, Allah juga menerangkan bahwa "mohonkanlah kepada Allah dari sebagian karunia-Nya" yang juga menegaskan bahwa sesungguhnya rezeki masing-masing hamba sudah diatur dan itu pasti cukup.
Maka dari itulah penyakit "merasa" bab iri hati ini perlu diberantas. Kalau tidak, hati ini bisa jadi makin sempit, malas bin lupa bersyukur (kufur), malas beribadah, malas berdoa, malas berusaha di jalan yang benar, serta juga malas untuk berderma. Lha, untuk diri sendiri saja masih kurang!
Caranya? Pertama, tentu kita harus menguatkan akidah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Selain itu, kita perlu terus melantunkan doa kepada Allah agar diri ini diberikan kelapangan hati, mencoba untuk lebih menghargai diri sendiri, bersyukur, mengapresiasi perbuatan baik orang lain serta terus menggaungkan pikiran positif. Sungguh, Allah itu Maha Pembolak-balik hati.
Meski demikian, bukan berarti semua penyakit "merasa" itu negatif bin buruk bin jelek, ya!
Ada juga sikap "merasa" yang perlu terus kita pelihara. Apakah itu? Salah satunya, "merasa cukup" atas segala nikmat yang telah dicurahkan oleh Allah SWT. Dalam Islam, perilaku ini disebut Qanaah.
Salam.
Curup, 1 Muharam 1442 Hijriah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H