Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pak Jokowi Sudah Kurban Sapi, Mas Nadiem Mau "Kurban" Apa untuk Pendidikan?

1 Agustus 2020   12:49 Diperbarui: 1 Agustus 2020   14:14 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Presiden Joko Widodo dan satu ekor sapi yang disumbangkan tahun lalu. Foto: BPMI Setpres RI via CNBC

Tidak hanya sampai di situ, Panitia kurban Masjid Baitut Tholibin juga menerima 14 ekor sapi dan 7 ekor kambing dari pejabat di lingkungan Kemendikbud. Alhamdulillah. Semoga Mas Nadiem dan Kemendikbud diberi kemudahan untuk memacu pendidikan kita agar lebih wow.

Pak Jokowi sudah kurban sapi, Mas Nadiem dan Kemendikbud juga sudah. Nah, pertanyaan lanjutan yang kiranya boleh dimunculkan adalah, "Mas Nadiem mau kurban apa untuk Pendidikan?"

Sesaat, barangkali sebagian dari kita menilai bahwa, adalah wajar ketika pejabat pemerintah berkurban di hari raya Idul Adha. Terang saja, momentumnya ada, dan mereka juga orang-orang yang berpunya.

Tapi, bukankah lebih wajar lagi bila mereka juga senantiasa terus berkurban sesuai dengan tupoksinya?

Momentumnya bukanlah semata Idul Adha, melainkan  masalah-masalah yang hadir ke meja di dalam kantor kerja.

Seperti halnya Kemendikbud dan Mas Nadiem, hadirnya problema seperti keluh-kesah PJJ hingga polemik POP juga perlu diselesaikan dengan cara berkurban. Terutama persoalan PJJ yang sudah memasuki tahun ajaran baru namun masih menuai polemik.

"Kurban" seperti apa yang dimaksud di sini?

Agar lebih jelas, kita tilik dulu arti kurban dari segi bahasa. Kurban (bahasa Arab) diambil dari  kata qaruba -- yaqrabu yang artinya dekat, mendekati, atau menghampiri. Dekat di sini adalah hubungan kepada Sang Khalik atau yang lebih kita kenal dengan "takwa."

Namun, saya tidak akan mengajak pembaca lebih jauh mengulas kurban. Kita hanya akan mengambil unsur "dekat" dan perannya dalam menyudahi polemik PJJ.

Apa yang kemudian terpikirkan oleh kita? Agaknya, kalaulah kata "dekat" kita hubungkan dengan PJJ dan Mas Nadiem, maka kesimpulan awal yang bisa diambil adalah, "Mas Nadiem perlu jalan-jalan alias turun ke lapangan untuk menyelesaikan masalah PJJ."

Dengan begitu, Mas Nadiem bisa lebih dekat dengan pendidikan, lebih dengan dengan guru dan siswa, serta lebih dekat dengan permasalahan pendidikan yang sebenarnya terjadi. Nah, pertanyaan lagi, apakah Mas Nadiem sudah jalan-jalan dan lebih dengan dengan masalah PJJ?

Sekarang, kita kembali lagi ke asal kata Kurban, yaitu qaruba dan yaqrabu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun