Mereka hanya meminta Mas Nadiem untuk melakukan evaluasi, kemudian pembenahan sistem perekturan, hingga transparansi.
Meski demikian, tentu saja yang namanya evaluasi tidak akan selesai dalam sekejap mata. 1 hari, 2 hari, tidak akan selesai. Bisa jadi, Mas Nadiem malah butuh waktu 1 bulan untuk melaporkan evaluasi. Makin banyak saja berkas yang menumpuk di meja sang Mendikbud.
Cetak biru pendidikan tiada berkabar, kurikulum darurat tiada berita lebih lanjut, dan yang semestinya menjadi fokus untuk hari ini adalah permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Peran Mas Nadiem sebagai penyelesai kesusahan PJJ belum tampak. Alamat bahaya kalau saja beliau salah menetapkan prioritas pembahasan. POP sangat penting untuk dievaluasi, tapi POP tidak mendesak. Lha, kalau PJJ?
Jangan gara-gara masalah POP, masalah PJJ jadi dinomorduakan. Benang PJJ rasanya lebih kusut dan mengkernyut dibandingkan benang POP.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H