Perangkat terakhir dari tanaman jagung yang juga punya maslahat adalah bagian tongkol alias bonggol jagung.
Selama ini, mungkin banyak petani menyepelekan dan membuang-buang tongkol jagung. Tapi, tidak dengan ibu saya. Beliau sangat rajin dan malah memanfaatkan tongkol jagung untuk bahan bakar memasak di tungku.
Caranya? Tongkol jagung yang baru saja dipreteli berasnya akan dijemur terlebih dahulu selama 3-5 hari. Jika dirasa sudah cukup kering, tongkol akan disimpan di dalam karung dan kemudian dijadikan teman kayu bakar untuk memasak di atas tungku.
Kami sebenarnya sudah terbiasa memasak menggunakan kompor gas. Tapi, sesekali saat mau masak rendang, soto maupun memanggang ayam, ibu saya lebih sering menggunakan kayu bakar.
Dan hebatnya, ternyata tongkol jagung masih menuai manfaat yang lain. Tongkol jagung yang sudah digiling juga bisa dijadikan pakan ternak, dijadikan bahan kerajinan, hingga bahan pengganti plastik.
Selain itu, tongkol jagung yang sejatinya merupakan limbah ini juga bisa berbuah dolar.
Adalah dari tangan Dean Novel, Wirausahawan Muda kelahiran Jakarta yang mampu menemukan pasar ekspor tongkol jagung untuk dijadikan media tanam budidaya jamur di Korea.
Mungkin kedengarannya terlalu sederhana, Tapi ternyata? Setiap bulan mereka mampu mengekspor 200 hingga 400 ton tongkol jagung dalam bentuk Corncobs Meal, rata-rata 300 ton dengan harga 135 USD per metrik ton. Keren, kan?
Begitulah seperangkat maslahat yang dituai oleh sebatang pohon jagung. Merupakan nikmat yang besar bagi kita bangsa Indonesia karena sudah dianugerahi tanah yang subur oleh Tuhan. Jaya selalu untuk para petani kita.