Bahkan, pernah sekali Kunyil jatuh dari atas atap setinggi 4 meter dan langsung tersungkur ke lantai marmer. Kami sempat khawatir, tapi hebatnya Kunyil masih sehat dan malah semakin lincah. Lalu, bagaimana dengan sifatnya?
Saat kami beli ikan, Kunyil selalu ada di garda terdepan untuk bersiap menerima suapan. Saat kami makan telur dan berbagai jenis lauk yang berbau harum, Kunyil selalu mengeong dengan kerasnya.
Jika ada kucing-kucing kampung lainnya, Kunyil tidak segan untuk merebut dan menggigit makanan sembari teriak "meong" hingga memekakkan kepala kita. Sesekali pula, ia akan melompat ke punggung dan memanjat lewat kaki kami.
Nah, manusia juga ada yang seperti ini, kan? Manusia yang ketika ada kenikmatan yang tampak dari matanya, akan ia kejar dan rebut dengan cara apapun. Kadang, sampai tidak sadar bahwa ia telah melukai dan "mencakar" teman sebelahnya. Sungguh, bahaya!
Kedua, Tamtam
Karena warnanya full hitam-hitam, maka kami beri nama Tamtam. Kebetulan kucing ini jantan dan usianya baru 2 bulan. Kucing ini tidak terlalu banyak bersuara, tidak suka dielus, tapi kadang-kadang pernah juga bermanja-manja sama tuannya.
Bulunya begitu halus, kalau kita elus kepalanya maka Tamtam akan menunduk hingga dagunya menyentuh lantai. Gara-gara itu, adik saya menganggap Tamtam sombong, pendiam, dan sok jual mahal. Hihihi
Lalu, adakah kelakuan manusia yang mirip dengan Tamtam? Rasanya masih banyak kita temui teman-teman yang tidak banyak bicara, tak mau dimanja, hingga dicap sok jual mahal.
Dalam artian positif, orang yang tidak banyak bicara dan tak mau dimanja biasanya dianggap mandiri dan banyak kerja. Tapi, kalau dalam artian negatif? Ada, tuh, istilahnya. Diam-diam makan dalam, alias menusuk dari belakang. Upps, pasti sakit!
Ketiga, Migo