Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sedekah Ruwah, Tradisi Menyambut Ramadan Ala Masyarakat Suku Rejang (Bengkulu)

18 Mei 2020   20:30 Diperbarui: 18 Mei 2020   20:51 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedekah Ruwah Masyarakat Suku Rejang. Foto: Chairudin Husin

Ya, hidup bermasyarakat memang selalu begitu. Tidak kenal pangkat profesi, kaya, maupun miskin, siapapun orangnya minimal harus bisa baca Yaasin dan Tahlil. Kalau doa, sudah pasti pilihannya akan jatuh kepada imam serta pengurus masjid.

Lalu, apa yang kiranya cukup ribet dalam tradisi ini?

Pengalaman saya, yang cukup ruwet bukanlah rangkaian kegiatan sedekah ruwah melainkan menyajikan makanan syukuran. Mengapa ruwet? Ya, menyajikan makanan adalah tugas para muda-mudi dan bujangan seperti saya.

Karena kegiatan sedekah ruwat kebanyakan dihadiri oleh kaum laki-kali, maka para bujangan dan yang muda disilakan untuk menyusun makanan syukuran dengan serapi mungkin.

Saya harus banyak ngobrol dengan para Emak di dapur tentang berapa jenis masakan yang telah disiapkan. Terang saja, susunan masakan harus diselang-seling dalam setiap barisnya. Bukan sekadar demi kerapian, melainkan agar para hadirin lebih mudah dalam memilih sayur.

Muda-mudi harus bisa menyajikan makanan dengan rapi. Foto: Chairudin Husin
Muda-mudi harus bisa menyajikan makanan dengan rapi. Foto: Chairudin Husin

Misalnya ada masakan rendang, sambal, anam, sayur rebus, dan sayur nangka. Mulai dari lapisan terluar penyajian, antara rendang dan anam minimal harus dipisah dengan kerupuk maupun kue bay tat hingga kue bolu koja.

Di lapisan kedua, boleh ditaruh tempat cuci tangan dan air mineral. Bisa pakai gelas atau bisa pula pakai air mineral cepat saji. Jumlah gelas maupun tempat cuci tangan disesuaikan dengan berapa banyak hadirin yang hadir.

Sedangkan pada lapisan terdalam, bisa ditaruh piring, nasi tambuh, serta buah-buahan segar jika tuan rumah menyediakannya. Jika tidak, cukup dengan nasi tambuh dan beberapa gelas yang berisikan puntung rokok. Jika sudah selesai disusun, barulah semua hadirin boleh makan.

Para Emak di belakang? Siap-siap cuci piring. Hahaha. Kalau ada anak gadis yang hadir pada kegiatan sedekah ruwah, biasanya ia akan dijadikan bahan pembicaraan sekaligus didoakan agar mendapatkan jodoh yang baik. Itulah indahnya silaturahmi dan kebersamaan.

Setelah sedekah ruwah selesai, kita bisa melanjutkan kegiatan salat isya dan tarawih berjamaah. Ya, kegiatan berkirim doa ini tidaklah lama. Kira-kira 30-45 menit saja. Beruntungnya warga yang diundang secara lisan tidak pakai episode "ngaret waktu." Jadi, tuan rumah bisa lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun