Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Begini Tips Mudik Online Menurut Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013

16 Mei 2020   08:05 Diperbarui: 16 Mei 2020   08:02 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips Mudik Online Menurut Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Gambar diolah dari surabaya.tribunnews.com

Lebaran sudah hampir tiba, lebih kurang seminggu lagi. Biasanya sanak saudara yang berada di tanah rantau sudah bersiap untuk pulang ke kampung halaman. Begitu pula dengan anak cucu di kampung, mereka juga sudah siap menyambut kedatangan keluarga tercinta.

Tapi! Sayangnya kisah dan penantian itu belum bisa terulang lagi di tahun ini. Imbas dari pandemi, pemerintah akhirnya menyampaikan larangan untuk mudik.

"Dengan bersabar dan menahan rindu di perantauan, kita telah mengambil peran dalam memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini."

Begitulah ungkapan dan harapan Presiden Jokowi yang tersebar di berbagai akun media sosial milik kepala negara pada Senin (11/5/2020). Pak Jokowi berharap agar masyarakat dapat bersikap bijaksana dan berusaha untuk menahan diri.

Kedengarannya memang kurang melegakan hati. Tapi, biarpun tidak langsung pulang ke kampung halaman kita masih punya jalan lain, kan? Tentu saja, kalau tidak bisa mudik secara langsung, kita mudik online saja.

Ada beragam aplikasi digital yang mampu jadi penawar rasa rindu para perantau seperti Whatsapp, Skype, Google Duo, Zoom, atau cukup dengan fitur telpon dan SMS pada ponsel seluler.

Tipsnya bagaimana? Sebenarnya sudah tersedia banyak tips penggunaan aplikasi digital untuk menunjang kegiatan mudik online. Namun, kali ini penulis akan menyajikan tips mudik online menurut pendekatan saintifik Kurikulum 2013.

Lha, kok kedengarannya seperti langkah-langkah pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)?

Terang saja, biarpun bahasanya mudik online tetap saja kita butuh RPMO alias Rencana Pelaksanaan Mudik Online. Semua dilakukan demi kenyamanan, kelancaran, pemenuhan rasa rindu, serta umpan balik yang bisa didapatkan.

Nah, dalam pendekatan saintifik kurikulum 2013, ada 5 langkah pembelajaran yang bisa kita adopsi menjadi tips untuk memaksimalkan mudik online. Apa itu?

Pertama, Mengamati

Baik kegiatan pembelajaran maupun mudik online, untuk memulai keduanya kita butuh pengamatan alias observasi.

Jika dalam pendekatan saintifik observasi bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa, observasi dalam mudik online digunakan untuk mencapai kebermaknaan proses mudik itu sendiri. Kita perlu mencari fakta dan isu aplikasi-aplikasi digital agar nantinya tidak kecewa.

Misalnya isu tentang beredarnya surat bebas Covid-19 di beberapa lapak online baru-baru ini. Sekilas, tampaknya keberadaan surat ini bisa dijadikan opsi untuk keperluan mudik lebaran. Tapi bukankah itu sudah menentang kebijakan pemerintah?

Maka dari itulah Menteri Kominfo Johnny G Plate segera mendesak perusahaan e-commerce untuk segera memblokir akun pelapak yang menjual surat bebas virus corona. Sebagai perantau yang ingin mudik online, kita perlu mengamati dan bijak mengonsumsi isu-isu yang seperti ini.

Kedua, Menanya

Entah itu dalam kegiatan pembelajaran atau pun suasana lainnya, kegiatan menanya sangatlah penting. Menanya adalah tindakan awal bagi seseorang untuk memenuhi rasa ingin tahu sekaligus menjadi pijakan agar ia tak tersesat.

Begitu pula dengan mudik online. Daripada kemudian sang perantau kecewa dan tersesat bersama keinginan mudiknya, mendingkan ia bertanya. Lalu, apa yang sekiranya perlu ditanyakan?

Perantau bisa bertanya tentang aplikasi apa yang paling ramah digunakan baik di tanah rantau maupun di kampung halaman, tentang apa saja fasilitas yang bisa didapatkan dari aplikasi mudik online, berapa biayanya, serta bagaimana cara menggunakan aplikasi secara optimal.

Ketiga, Mengumpulkan Informasi/Mencoba

Dalam pendekatan saintifik, mengumpulkan informasi adalah tidak lanjut dari kegiatan bertanya. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, seorang siswa mesti mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Bisa dari guru, orangtua, tetangga, teman sebaya, internet, dan lainnya.

Sama halnya dengan siswa, para pemudik online juga perlu mengumpulkan informasi dari berbagai pihak.

Tidak hanya sekadar informasi kelebihan atau kekurangan aplikasi digital, pemudik online perlu mengumpulkan data tentang biaya pulsa dan kuota, kekuatan sinyal di tanah rantau maupun di kampung halaman, update kebijakan pemerintah terkini, hingga uji coba aplikasi.

Siapa tahu ada promo kuota gratis. Siapa tahu ada fenomena baru tentang modus penipuan berkedok mudik online. Dan, siapa tahu kualitas sinyal di kampung halaman sudah meningkat drastis sehingga kegiatan mudik online tidak lagi sekadar dengar suara serta tatap foto.

Keempat, Mengolah Informasi/Menalar

Dalam pembelajaran Kurikulum 2013, jika semua data dan informasi yang dicari sudah terkumpul, biasanya guru akan meminta anak-anak didiknya menalar alias berpikir logis dan sistematis. Di sinilah ruh belajar tercipta. Ada kreativitas, inovasi, hingga perenungan.

Apakah pemudik online juga bisa menciptakan ruh mudik online yang mampu mengobati rindu? Tentu saja.

Dari kumpulan informasi dan uji coba aplikasi digital, silakan calon pemudik memecahkan masalah, memilah, memilih informasi, mengklasifikasikan, atau menghitung untung-rugi serta maslahat-mudarat dari aplikasi yang akan digunakan pada hari raya nanti.

Jika sudah didapatkan hasilnya, maka itulah kesimpulan akhir alias jawaban dari keinginan mencurahkan kerinduan terhadap keluarga di kampung halaman. Lalu, apa lagi? Tinggal menunggu hari lebaran tiba, dan semoga kita diberikan kesempatan umur untuk menggapainya.

Kelima, Mengomunikasikan

Terakhir dan yang tidak kalah penting dari 4 tips di atas adalah mengomunikasikan atau menyampaikan simpulan dari analisa aplikasi mudik online berikut dengan pertimbangan-pertimbangannya.

Meskipun hanya perlu menanti lebaran tiba, tetap jalin terus hubungan komunikasi dengan keluarga agar kedua belah pihak bisa mendapatkan umpan balik, penguatan, serta memberikan penjelasan secara lebih luas terkait dengan kegiatan mudik online.

Setidaknya ada butir-butir kerinduan yang bisa dicicil walaupun hanya sebatas share foto, mengomentari postingan di media sosial, ataupun sekadar SMS dari kejauhan. Ya, saat ini mampunya kita barulah sebatas virtual saja. Semoga wabah ini segera berakhir.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun