Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Saat Nastar, Bay Tat, dan Keripik Pisang Berlomba Merebut Selera

15 Mei 2020   17:25 Diperbarui: 15 Mei 2020   17:38 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menurut kalian, mana dari kue-kue di atas yang mampu merebut selera?"

Jika mampu dan tersedia, pasti kita mau cicip semua, kan? Tentu saja. Jelang lebaran tiba, banyak orang berusaha menambah pajangan toples-toples kue di ruang tamu maupun ruang keluarga. Kalaupun tidak mampu dan tak sempat buat sendiri, dipakailah opsi membeli.

Ya, kapan lagi kita mau menyenangkan tamu dan sanak-sanak yang singgah dengan ragam kue kalau tidak di hari-hari lebaran. Bahkan, jelang lebaran tahun lalu ibu saya selalu mengajak tetangga dekat rumah untuk membuat kue lebaran. Hasilnya? Nanti dibagi sama rata.

Tapi, saat ini tidak kisah itu sulit untuk terulang lagi. Keberadaan pandemi Covid-19 seakan membatasi ruang gerak Emak-emak untuk membuat kue bersama. Meski demikian, wabah tidak bisa membatasi selera, kan?

Agaknya demikian karena setiap hari raya tiba kita selalu merindukan momen cicip-cicip kue di rumah sanak, saudara dan tetangga.

Kadang, kue di rumah sendiri walaupun banyak ragamnya, di awal-awal lebaran cukup sayang untuk kita sentuh. Sedangkan kue di rumah orang lain? Wah, berlomba untuk senantiasa memanjangkan tangan dan mengendorkan ikat pinggang. Upps

Lalu, kue apa saja yang berada di garis depan dan memiliki peluang besar untuk merebut selera?

Dari hasil diskusi dengan keluarga di rumah, teman-teman seperjuangan, hingga murid-murid yang masih setia melihat snap saya, tersimpullah ada 3 jenis kue lebaran yang selalu diharapkan kehadirannya. Apa itu? Cuz, kita ulas biji per biji.

Pertama, Kue Nastar

Nastar. Gambar dari googminds.id
Nastar. Gambar dari googminds.id
Sudah bukan rahasia lagi, kue nastar selalu menjadi favorit banyak orang untuk dijadikan santapan dan pajangan di hari raya. Bahkan, menurut survei yang sempat dilakukan oleh CNN Indonesia di tahun 2017, kue nastar masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.

Detailnya, 49 persen masyarakat memilih nastar, 22 persen untuk kue putri salju, 21 persen untuk kue kastengel dan 8 persen untuk kue sagu keju. Bagaimana dengan tahun 2020?

Rasanya kecintaan masyarakat terhadap nastar belum berubah. Dari hasil penelusuran saya terhadap selera, peminat nastar lebih banyak dari kalangan anak-anak, remaja dan orang dewasa yang belum dewasa amat. Sedangkan orang tua, mungkin sudah takut makan manis kali, ya?

Karena kecintaan tak pernah luntur, maka yang berubah adalah bentuk dan rasa nastar. Ada bentuk daun, bentuk ulat yang imut-imut, bentuk buah, bentuk jagung, serta ratusan bentuk-bentuk unik lainnya.

Lebih dari itu, jika ada lebih banyak waktu beberapa orang rela meracik nastar lumer yang rasanya suka "berseteru" alias bergoyang-goyang di lidah. Kalau rasa nanas sudah dianggap biasa, bisa dicoba dengan isi kurma, isi coklat, keju, hingga karamel. Pasti josss rasanya.

Jadi, bagaimana? Apakah kue nastar yang unik-unik sudah masuk dalam toples lebaranmu?

Kedua, Bay Tat Khas Bengkulu

Bay Tat selai durian. Dok. Buk Willy Denkdenk
Bay Tat selai durian. Dok. Buk Willy Denkdenk
Bay tat atau yang suka dijuluki sebagai "Pizza-nya" orang Bengkulu merupakan kue yang tak pernah absen di hari lebaran. Tidak hanya hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha saja, bay tat juga sering disajikan dalam acara pernikahan, acara adat, serta acara keramaian lainnya.

Bentuk bay tat bulat mengikuti cetakan piringan yang disebut loyang, namun ada pula yang berbentuk persegi.

Di Curup, kami menyebutnya sebagai kue tat. Bibi dan tetangga saya sangat suka membuat kue tat. Lebaran atau tidak lebaran, kami cukup sering mencicipi kue tat kiriman dari tetangga.

Rasanya? Begitu lezat, gurih, lembut dan manis. Biasanya masyarakat Bengkulu menaruh lumuran selai nanas, selai kelapa, hingga selai durian di atas kue. Menurut saya, pihak terdepan yang mampu merebut selera alias menyukai kue tat adalah para orang tua.

Kebiasaan di Curup, setiap orang yang bertamu sering disuguhi kopi hitam. Baik ada tawaran atau tidak, tuan rumah biasanya langsung saja membuat kopi hitam. Saat lebaran tiba, kue tat adalah cemilan yang sangat serasi dengan kopi hitam. Duh, cemilan saja ada pasangannya!

Ketiga, Keripik Pisang

Keripik Pisang. Gambar dari faktualnews.co.
Keripik Pisang. Gambar dari faktualnews.co.
Lha, mengapa keripik pisang ikut-ikutan ditempatkan pada garis terdepan untuk merebut selera lidah?

By the way, keripik pisang adalah cemilan lebaran yang pasti ada di rumah kami. Terang saja, sebagai petani kami tidak terlalu banyak masak kue-kue lebaran. Apalagi harus beli. Hal ini dikarenakan kesibukan berladang yang tak dapat diganggu gugat.

Selain itu, pisang adalah tanaman yang lebih dekat daripada rumah tetangga. Di depan, di seberang, dan di samping rumah kami semuanya penuh dengan pisang beragam jenis.

Untuk keripik pisang persiapan lebaran, kami biasanya menggunakan pisang kepok sebagai bahan baku keripik. Beruntungnya, di lebaran kali ini ada satu tandan pisang kepok yang sudah mulai menua. Kira-kira 3 atau 4 hari lagi baru pas untuk kami ramu jadi keripik.

Sebenarnya keripik dari pisang jantan juga bisa, tapi rasa keripik pisang kepok lebih cocok di lidah kami. Tidak perlu manis-manis dan tambah gula, cukup hanya dengan menambah garam seperlunya saat menggoreng. Eits, tapi nanti. Pisangnya masih betah di pohon. Hehehe

Pisang kepok yang kami persiapkan untuk membuat Keripik Pisang. Dok. Ozy V. Alandika
Pisang kepok yang kami persiapkan untuk membuat Keripik Pisang. Dok. Ozy V. Alandika
Jadi, bagaimana jika kue nastar, bay tat, dan keripik pisang saya lombakan untuk merebut selera? Jika boleh tidak memilih, maka saya ingin ketiganya tersedia. Tapi, jika terpaksa harus memilih, maka saya dan keluarga lebih memilih keripik pisang.

Apalagi ayah saya. Sudah pasti keripik pisang jadi favoritnya. Terang saja, semakin bertambah umur ayah mulai jarang konsumsi kue yang manis-manis. Tapi, kalau secuil-dua cuil, boleh-boleh saja, sih. Tapi, itu kata ayah saya. Artinya, kami masih boleh cicip nastar, kan?

Lalu, bagaimana dengan kalian. Sudah menetapkan pilihan? Mungkin, untuk kali ini lebih baik kita tidak usah memilih, kali ya. Kita pajang saja ketiganya. Hahaha

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun