Karena kecintaan tak pernah luntur, maka yang berubah adalah bentuk dan rasa nastar. Ada bentuk daun, bentuk ulat yang imut-imut, bentuk buah, bentuk jagung, serta ratusan bentuk-bentuk unik lainnya.
Lebih dari itu, jika ada lebih banyak waktu beberapa orang rela meracik nastar lumer yang rasanya suka "berseteru" alias bergoyang-goyang di lidah. Kalau rasa nanas sudah dianggap biasa, bisa dicoba dengan isi kurma, isi coklat, keju, hingga karamel. Pasti josss rasanya.
Jadi, bagaimana? Apakah kue nastar yang unik-unik sudah masuk dalam toples lebaranmu?
Kedua, Bay Tat Khas Bengkulu
Bay tat atau yang suka dijuluki sebagai "Pizza-nya" orang Bengkulu merupakan kue yang tak pernah absen di hari lebaran. Tidak hanya hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha saja, bay tat juga sering disajikan dalam acara pernikahan, acara adat, serta acara keramaian lainnya.
Bentuk bay tat bulat mengikuti cetakan piringan yang disebut loyang, namun ada pula yang berbentuk persegi.
Di Curup, kami menyebutnya sebagai kue tat. Bibi dan tetangga saya sangat suka membuat kue tat. Lebaran atau tidak lebaran, kami cukup sering mencicipi kue tat kiriman dari tetangga.
Rasanya? Begitu lezat, gurih, lembut dan manis. Biasanya masyarakat Bengkulu menaruh lumuran selai nanas, selai kelapa, hingga selai durian di atas kue. Menurut saya, pihak terdepan yang mampu merebut selera alias menyukai kue tat adalah para orang tua.
Kebiasaan di Curup, setiap orang yang bertamu sering disuguhi kopi hitam. Baik ada tawaran atau tidak, tuan rumah biasanya langsung saja membuat kopi hitam. Saat lebaran tiba, kue tat adalah cemilan yang sangat serasi dengan kopi hitam. Duh, cemilan saja ada pasangannya!
Ketiga, Keripik Pisang
Lha, mengapa keripik pisang ikut-ikutan ditempatkan pada garis terdepan untuk merebut selera lidah?