Cemilan berbuka puasa, barangkali hari ini sangat mudah untuk kita racik dan buat sendiri. Apa lagi cemilan berupa buah-buahan lokal. Ada jus, manisan, asinan, sop buah, serta masih banyak bentuk-bentuk olahan lainnya. Atau, malah mau makan buah secara langsung saja?
Bisa! Bisa banget. Tapi? Kurang sedap rasanya jika mengonsumsi buah tanpa harus berkeringat dahulu. Hehehe
Kebetulan dalam video kali ini saya mencoba mengolah buah lokal terutama pisang dengan nuansa yang berbeda. Mengapa harus pisang? Terang saja, di sekeliling rumah saya penuh dengan batang pisang.
Semua jenis pisang seperti pisang ambon, pisang kepok, pisang 40 hari, pisang susu, pisang mas, dan pisang jantan sudah tersedia. Tinggal menunggu pisang mana yang matang duluan. Kalo sudah kebanyakan matangnya, akhirnya kami jual semua. Hahaha
Tambah lagi, kami di rumah juga tidak terlalu akrab dengan blender serta belum punya kulkas. Jadi, ya daripada repot-repot harus beli es batu dan sebagainya, mendingan kami olah sendiri cemilan berbuka puasa di ladang.
Nah, langsung saja. Alhamdulillah beberapa hari semenjak saya menulis curhat ramadan "Gula Aren Kami Merajuk!" kebahagiaan kami pun tumbuh kembali. Produksi gula aren mulai lancar dan tidak gagal kering lagi.
Terima kasih untuk sahabat-sahabat Kompasianers, admin, serta para pembaca yang telah tulus mendoakan.
Gara-gara itulah saya pun mengajak pisang dan keladi (umbi keladi/talas) untuk "berenang" alias dicemplungkan ke dalam air nira. Lumayan, inilah cara mengolah cemilan berbuka puasa yang cukup menantang.
Mau tahu bagaimana kisah lengkap sang pisang dan keladi saat berenang di kolam (wajan) air nira? Segera tonton video di atas ya!
Salam dan Terima kasih :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H