Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan dan Waisak Satukan Semangat Kebaikan dalam Nuansa yang Berbeda

7 Mei 2020   17:20 Diperbarui: 7 Mei 2020   17:26 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan dan Waisak satukan semangat kebaikan. Gambar oleh Frdric Mah dari Pixabay

Adanya ragam jenis agama merupakan salah satu keunikan tersendiri bagi negara Indonesia. Darinya, kita sebagai bangsa yang besar diajarkan untuk dewasa dalam memandang perbedaan keyakinan, dewasa dalam bersikap, serta menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi beragama.

Tentu saja pendewasaan ini dititik-beratkan pada hubungan sosial dengan tetap menjaga kemurnian akidah masing-masing. Semuanya didasari pada tujuan agama itu sendiri, yaitu memberikan standar moral dan keteraturan hidup agar mendapat kebahagiaan serta ketenangan.

Hebatnya, hari ini kebahagiaan serta ketenangan yang diwujudkan dalam perayaan Tri Suci Waisak 2564 BE berada dalam bulan mulianya Islam, yaitu ramadan. Berarti, dalam satu bulan ada dua perayaan dan dua semangat juang dalam menggapai sebuah kebahagiaan yang hakiki.

Hanya saja, nuansa perayaannya jadi berbeda sebagai imbas dari pandemi Covid-19. Ibadah umat Islam seperti Tarawih berjamaah di masjid jadi terbatasi, kirab sarana puja Waisak juga terbatasi. Titik persamaannya adalah memulai ibadah dari rumah.

Tapi, tak mengapalah. Terbatasnya prosesi ibadah tidak sedikitpun menyurutkan semangat juang dan pemantapan toleransi kedua agama. Malahan, baik Islam maupun Buddha tetap memiliki optimisme dan semangat juang yang sama jika berbicara soal kebaikan.

Salah satu optimisme semangat ini diakui oleh salah seorang murid saya yang bertetanggaan langsung dengan umat Buddha. Ia menerangkan, silaturahmi mereka terus terjalin dengan baik layaknya silaturahmi dengan sesama muslim, tanpa membeda-bedakan agama dan keyakinan.

Bahkan, selama ini baik murid saya maupun tetangganya sering menebar kebaikan dengan cara membagikan buah dan sayuran secara bergantian demi memelihara hubungan baik sesama tetangga.

Adapun semangat kebaikan lain yang selalu digaungkan pada bulan ramadan adalah berbagi rezeki dengan faqir miskin melalui zakat, infaq dan shadaqah. Bahkan, ini adalah kewajiban yang sudah dibebankan kepada setiap hamba muslim yang sudah lahir ke dunia.

Foto: Shutterstock dari detik.com
Foto: Shutterstock dari detik.com

Puncaknya? Tentu saja kebahagiaan dan ketenangan hati. Dengan membayar zakat, umat muslim secara tidak langsung telah membahagiakan saudara-saudarinya yang tak berpunya sekaligus mendapatkan ketenangan karena zakat adalah jalan untuk membersihkan hati.

Bahkan, karena nuansanya berbeda akibat pandemi akhirnya MUI mengeluarkan Fatwa Nomor 23 Tahun 2020 tentang pemanfaatan harta zakat, infak dan shadaqah untuk penanggulangan Wabah Covid-19.

Dari hasil ijtihad ini, didapatlah kesimpulan bahwa zakat, infak maupun shadaqah dapat digunakan untuk mengatasi masalah kelangkaan APD, masker, hingga kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak langsung dengan Covid-19.

Lebih dari itu, baru-baru ini Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, KH. Asrorun Niam Sholeh juga mulai mengajak masyarakat Islam untuk berpikir lebih luas mengenai makna fii sabilillah sebagai orang-orang yang berhak menerima zakat.

Pokok pikirannya adalah zakat untuk kemaslahatan umum selain menjangkau muslim, juga bisa menjangkau kalangan non-muslim. Artinya, ada perluasan semangat juang berbuat baik yang digaungkan dalam menghadapi pandemi.

Andai kita kembalikan kepada prinsip zakat itu sendiri, agaknya tidaklah terlalu menyimpang jauh karena zakat memang diperuntukkan untuk mengatasi masalah kontemporer seperti wabah yang kita alami hari ini.

Hebatnya, perayaan Hari Raya Trisuci Waisak sebagai hari raya umat Buddha untuk memperingati hari lahir, pencapaian kesadaran dan moksya Sang Buddha juga mengangkat tema yang seiras dengan ibadah zakat, infaq dan shadaqah umat muslim di bulan ramadan.

Khidmat perayaan Tri Suci Waisak 2019. Foto. KOMPAS
Khidmat perayaan Tri Suci Waisak 2019. Foto. KOMPAS

Adapun tema yang diangkat dalam perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2020 adalah "Dengan Kesadaran Dharma Kita Tingkatkan Kepedulian Sosial Demi Keutuhan Bangsa."

Ketua Umum Permabudhi, Arief Harsono mengungkapkan bahwa selain menyelenggarakan Trisuci Waisak secara virtual dari rumah, umat Buddha juga akan mengadakan bhakti sosial.

Fokusnya diarahkan khusus pada pengadaan berbagai perlengkapan medis, seperti masker, hand sanitizer, face shield, APD, disinfektan dan lainnya, yang distribusinya mencapai sejumlah rumah sakit  dan komunitas tertentu yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di sinilah kemudian kita bisa menarik kesimpulan bahwa meskipun Islam dan Buddha berbeda secara keyakinan, keduanya tetap memiliki satu semangat kebaikan yang sama dalam meningkatkan kepedulian sosial.

Umat Islam terus menebar kebaikan dan menggapai kemuliaan bulan ramadan dengan cara membantu sesama melalui zakat, infak dan shadaqah, sedangkan umat Buddha juga menggaungkan semangat kebaikan dengan meninggikan bhakti sosial.

Perwujudan kepedulian sosial ini telah menjelaskan kita bahwa inilah hikmah terdalam dari perbedaan agama. Sejatinya seluruh agama itu selalu peduli dengan sesama dan ikut menjaga stabilitas serta keutuhan bangsa.

Tambah lagi, keberadaan pandemi Covid-19 sebagai pencipta nuansa yang berbeda seakan telah memberikan lahan kosong untuk kemudian kita gunakan untuk menanam kebaikan.

Momentumnya ada, bulannya mulia, perayaannya khidmat, dan endingnya adalah satu semangat kebaikan. Sungguh, beginilah indahnya sebuah toleransi beragama.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun