Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Harga Bahan Pangan Relatif "Cerah", tapi Hati Petani Sayuran Masih "Mendung"

29 April 2020   17:35 Diperbarui: 29 April 2020   17:35 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gudang sayur di daerah Curup sudah mulai beroperasi. Dok. Gudang sayur Broto Boz

Terkecuali gula pasir, agaknya harga bahan pangan di bulan Ramadan tahun ini cukup cerah alias stabil. Tidak kedengaran banyak keluhan dari ibu saya serta tetangga sebelah tentang keganjilan harga bahan pokok. Semoga saja stabilitas harga ini bisa bertahan sampai lebaran.

Soal gula pasir, sejak awal-awal penyebaran Covid-19 harganya memang sudah berasa tidak tega. Tembus Rp18.000/kg, benar kan tidak tega!

Terang saja, seperti yang pernah saya kemukakan di tulisan sebelumnya, harga gula pasir naik seenaknya meninggalkan "manisnya" gula aren. Padahal, sebelum masuk tahun 2020 gula aren selalu lebih manis beberapa tingkat daripada gula pasir.

Jika sudah seperti ini, wajar bila kemudian ada prasangka kalau-kalau ada oknum tertentu yang berani menjual bahan pokok seperti gula dengan harga yang tidak sehat. Jangankan bahan pokok sehari-hari, masker saja bisa naik sampai 2000 kali lipat gegara Covid-19.

Prasangka ini akhirnya menjadi dasar dan tumpuan Menteri Perdagangan untuk membentuk tim monitoring yang bertugas melakukan pengawasan ketat terhadap harga bahan pokok seperti gula pasir, di lapangan.

"Kami telah membuat tim monitoring mengawasi pelaksanaan ini semua. Jangan ada pihak atau oknum yang melakukan penjualan tidak sehat. segala yang melanggar ini menjual di atas HET akan ditindak tegas," kata Agus melalui konferensi video, Selasa (28/04/2020).

Selagi masih di awal-awal Ramadan, Kemendag memang harus gerak cepat untuk mengamati pergolakan harga bahan pokok di lapangan. Kalau lambat gerak alias lelet perhatian, maka tambah pusinglah emak-emak di rumah.

Baru-baru ini, Presiden Jokowi juga sudah menyampaikan data bahwa stok bahan pangan pokok seperti beras, cabai, bawang, hingga gula mengalami defisit di beberapa provinsi.

Pak Jokowi pun cukup mengkhawatirkan prediksi dari Food and Agriculture Organization (FAO) tentang potensi adanya krisis pangan di tengah pandemi Covid-19. Jangankan Pak Presiden, kita sebagai masyarakat pun ikut cemas karena fakta di lapangan bisa saja nyeleneh.

Beruntungnya akhir-akhir ini fenomena panic buying di Indonesia sudah redup sehingga stok bahan pangan dalam negeri tidak habis secara tiba-tiba.

Kalau dipikir lagi, wajar kiranya tak muncul panic buying. Sudah cukup banyak jaring laba-laba yang bersarang di dompet kita karena harus bekerja dari rumah. Meski begitu, semoga saja konsumen hari ini sudah lebih cerdas dan bijak, ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun