Jika tim mampu terus memperlambat tempo, maka stamina mereka juga akan tetap terjaga. Secara, cara bertahan man marking jika dilancarkan dalam tempo cepat akan cepat pula membombardir stamina pemain secara individu.
Padahal, stamina itu sangat penting jika tim dengan strategi catenaccio mendapat peluang serangan balik. Tempo permainan akan dipercepat seiring dengan gerak cepat fullback kanan/kiri untuk membantu penyerangan. Dan akhirnya? Bisa jadi gol.
Kiranya, ibadah puasa juga demikian. Salah satu kunci utama dalam menjalankan puasa adalah memperlambat sahur alias sahur jelang akhir waktu. Strategi ini sangat penting karena selain sebagai Sunnah Nabi, mengakhirkan sahur juga akan membantu stamina agar tetap terjaga.
Selain itu, yang terpenting adalah, kita tidak segera ngantuk dan ketinggalan sholat Subuh. Terang saja, sahur yang terlalu cepat akan mengakibatkan waktu tidur kita terbatas. Tidak sedikit orang yang memilih sahur di awal waktu dan kemudian tidur lagi sembari menanti Subuh.
Tapi nyatanya, perilaku tidur setelah sahur seringkali mengakibatkan seseorang kesiangan hingga telat sholat Subuh. Rugi, kan?
Jangan sampai Ada Pelanggaran
Dalam setiap pertandingan sepakbola, sudah pasti ada pelanggaran. Tim lawan yang serangan baliknya tak mampu dihentikan, terpaksa harus dijegal dengan pelanggaran. Begitu pula dengan filosofi catenaccio, meski memiliki pertahanan garis rendah sekalipun.
Terang saja, bermain untuk bertahan itu sungguh membosankan. Tidak hanya pemain lawan yang bosan, tapi pemain dalam tim sendiri juga ikut bosan.
Striker bosan karena harus mundur jauh ke belakang untuk membantu pertahanan, sisi gelandang bosan karena tidak kunjung dapat merebut bola, dan pemain bertahan juga bosan karena iri mengapa hanya sweeper yang tidak memiliki tugas melakukan marking.
Akhirnya, melakukan pelanggaran adalah tindakan yang sangat mungkin terjadi. Sayangnya, pelanggaran yang diakibatkan oleh sikap kurang sabar seringkali menyebabkan tim jadi tidak fokus hingga lini pertahanan berlapis pun mudah dihancurkan tim lawan. Akhirnya? Kalah.
Tidak jauh beda, ibadah puasa juga demikian. Akan berbahaya bahkan sia-sia jika ada seseorang berpuasa, namun ia melakukan pelanggaran yang berbuah kartu kuning maupun kartu merah.
Misalnya, si K saat mengendarai motor tiba-tiba terlihat warung kopi. Karena kurang mampu bertahan dan sabar, akhirnya si K ini langsung belok kanan dan memesan kopi.