Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Hewan "Aneh" Sering Dicocoklogikan dengan Dabbatul Ardh dan Hari Kiamat?

21 April 2020   17:08 Diperbarui: 21 April 2020   17:15 6731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Artie_Navarre dari Pixabay

Rasanya, semakin bertambah tahun pergolakan dunia ini makin aneh. Seiring dengan berkembangnya ilmu cocoklogi alias menyandingkan fenomena alam dengan sabda atau dalil yang akan terjadi di masa depan, seiring itu pula muncul berbagai penggiringan opini.

Sebenarnya untuk orang-orang yang alim alias punya ilmu-ilmu yang mumpuni terhadap fenomena akhir zaman, tidaklah mengapa ia berijtihad dan mengkolaborasikan daya pikirnya dengan temuan terkini. Tapi, jika ilmunya hanyalah sekadar dengar sesekali, maka itu bahaya.

Terang saja, selain mudah termakan dengan sebuah fenomena baru, orang yang pemahamannya masih sekadar dengar dan tahu akan mudah digiring untuk memakan cocoklogi yang salah.

Lalu, bagaimana jika opini cocoklogi tadi dimunculkan untuk sekadar cari viral dan ingin populer? Agaknya kesesatan itu semakin nyata dan keberadaan fitnah sudah mulai merajalela. Kita cukup khawatir dengan fakta ini. Apalagi sekarang, orang sangat mudah menghujat.

Lihatlah di medsos, pejabat pemerintah yang dulu naik daun, sekarang malah jadi naik emosi. Sedangkan pejabat yang dulu biasa saja, sekarang malah viral. Entah bagaimana giringan opini itu bisa naik daun. Atau mungkin, yang haq sudah tercampur dengan yang batil?

Yang jelas, ini adalah tantangan dan fitnah-fitnah akhir zaman yang nyata dan harus dihadapi dengan iman. Kalaupun ada fenomena aneh berupa kemunculan-kemunculan hewan yang tak pernah diketahui sebelumnya, lagi-lagi itu adalah kewajaran dan bukti kekuasaan Tuhan.

Jangankan sekadar fenomena di bumi, keberadaan kehidupan di kosmos pun bisa jadi begitu banyak. Hanya saja, belum mampu akal dan teknologi untuk mencerna dan menemukannya.

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." QS Al-Thalaq:12

Kalam Tuhan yang bergarisbawah itu seakan menjadi isyarat bahwa di langit yang lain masih ada kehidupan. Dalil ini pula yang menjadi tumpuan penemuan UFO sejak tahun 1254 hinggalah saat ini. Lalu, apakah temuan ini bisa dihubungkan ke hari kiamat?

Terlalu jauh rasanya hubungan itu, sedangkan masih banyak tanda-tanda zhahir lain yang sudah akan tiba di depan mata kita. Pertanda munculnya Ad-Dukhan, Imam Mahdi, Al-Masih Ad-Dajjal, Nabi Isa, Yakjuj Makjuj, hingga Dabbatul Ardh mesti kita barengi dengan persiapan iman.

Meski begitu, yang namanya dunia memang selalu saja menghampakan. Entah ini ulah setan atau ulah anak-anak calon pengikut Dajjal, seringkali mereka menghadirkan fenomena-fenomena aneh yang kemudian disandingkan kepada dalil.

Misal, kita ambil penemuan lama tepatnya di tahun 2019 lalu. Adalah temuan  ular kecil berkaki empat yang berlokasi di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan.

Kadal ular - (Instagram/@makassar_iinfo) via suara.com
Kadal ular - (Instagram/@makassar_iinfo) via suara.com

Hewan aneh itu mirip dengan ular berwarna abu-abu, menyerupai tanah berpasir di bawahnya dengan ukuran yang kecil namun agak panjang. Selain itu, di dekat kepala dan tengah tubuhnya juga terdapat sepasang kaki yang kemudian dipromosikan ke media sosial sebagai Dabbah.

Dabbahnya benar merupakan perkara besar akhir zaman, tapi apakah iya sekecil itu? Sayangnya, hewan yang ditemukan itu hanyalah kadal ular, yang memiliki nama Latin Lygosoma quadrupes. Dan sayangnya lagi, penyebar info malah termakan dengan cocoklogi.

Yang jelas, ada kekhawatiran besar andai di tahun-tahun ke depan kita menghadapi banyak fenomena aneh yang dicocokkan dengan sabda atau perkara akhir zaman. Sekilas, ini bisa ditentang dengan orang-orang yang lebih tahu, tapi apakah ini bukan fitnah akhir zaman?

Mundur ke tahun 2018, masih tentang fenonema hewan aneh yang disandingkan dengan hari kiamat, namun kali ini hewannya lebih besar dari kadal ular. Lagi-lagi sempat viral di media sosial.

Ular bertanduk via liputan6.com
Ular bertanduk via liputan6.com

Hewan ini adalah ular dengan kelainan pada bentuk kepalanya. Ular ini memiliki dua bola mata yang terletak dalam satu soket yang lapisan atasnya meruncing sehingga terlihat seperti memiliki tanduk.

Langsung saja ada narasi qiyas bahwa itu adalah ular bertanduk yang disebut dalam nash sebagai pertanda kiamat sudah dekat. Padahal, ular dalam Qur'an salah satunya adalah mukjizat berupa tongkat yang Allah berikan kepada Nabi Musa.

Padahal lagi, gambar ular itu hanyalah postingan ulang yang sebelumnya telah dimuat di situs Newsweek dalam artikelnya yang berjudul "Ular Cyclops Ditemukan di Mississippi dengan 2 Mata dalam Satu Soket".

Belum selesai, kita kembali lagi ke akhir tahun 2019 karena masih ada cocoklogi hewan aneh dengan Dabbah yang mengakibatkan "kerusuhan" di dunia medsos. Sekilas, hewan ini lebih mirip dan lebih menyeramkan karena lebih besar dari kadal ular maupun ular berkepala aneh.

Foto Binatang Pembawa Pesan Kiamat Dabbah di Israel, Faktanya? (Screenshot) via liputan6.com
Foto Binatang Pembawa Pesan Kiamat Dabbah di Israel, Faktanya? (Screenshot) via liputan6.com

Dalam artikel viral yang tersebar, binatang ini disebut sebagai "Binatang Dabbah Pembawa Pesan Kiamat Dabbah di Israel." Jujur saja, judulnya cukup membuat kita merinding, tambah lagi dengan gambar besar yang serupa dengan naga putih.

Tapi, ternyata sebelum sampai di Indonesia postingan ini lebih dulu populer di Malaysia dengan judul The Story Behind The White Dragon "Found" In Malaysia pada 25 Juni 2014. Bahkan foto yang sama tentang 'naga putih' tadi juga diklaim ditemukan di Thailand.

Padahal, kenyataannya naga putih tadi hanyalah patung buatan manusia, alias kabar dusta. Cukup prihatin rasanya jika setiap fenomena aneh diracik sedemikian rupa dan dibalut dengan dalil-dalil shahih. Karena dalil itu kuat, mudah saja orang percaya. Sungguh, inilah fitnah.

Pun di tahun ini, kisahnya masih sama dan kita kembali dihadapkan dengan fenomena kemunculan hewan "aneh".

Dari postingan yang beredar di dunia maya terlihat ada puluhan hewan yang memiliki organ menyerupai sayap yang sedang berenang. Narasinya adalah "Binatang aneh sudah dua hari muncul di Pakan Baru. Badannya kaya Kelelawar tapi Berenang di Air."

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook EddyMustar via tempo.co
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook EddyMustar via tempo.co

Agak beruntung kiranya karena postingan ini tidak dikait-kaitkan dengan Dabbatul Ard maupun tanda-tanda akhir zaman. Lagi, jika kembali kita lihat rupa hewan itu agaknya cukup mengerikan.

Tapi, lagi-lagi si pemosting yang kurang ilmu dan malas untuk cek fakta terlebih dahulu. Nyatanya, hewan itu dikenal sebagai colugo alias lemur terbang. Colugo ini merupakan mamalia yang mampu meloncat dari pohon ke pohon sejauh 200 kaki atau sekitar 60 meter.

Memang aneh rupa dan bentuknya, dan keanehan itu muncul dari kekurangan ilmu serta pemahaman kita terhadap begitu banyaknya makhluk ciptaan Tuhan yang belum kita ketahui.

Ketidaktahuan ini sebenarnya bisa diperbaiki dengan belajar. Jika semakin mantap ilmu, rasanya tidak akan mudah seseorang menghakimi kemunculan hewan aneh dengan sebutan Dabbah maupun tanda-tanda akhir zaman. Sekalian saja, mari kita mengenal tentang Dabbah.

Kemunculan Dabbatul Ardh Sebagai Tanda Kiamat Besar

Bisa disebut Dabbatul Ardh, Dabbah atau juga Dabbatam minal Ardh. Dalam terjemah Qur'an, Dabbah diartikan sebagai hewan melata, hewan buas atau binatang buas yang akan keluar dari bumi. Lebih lanjut, kemunculan hewan ini adalah pertanda bahwa kiamat sudah sangat dekat.

"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." QS An-Naml: 82

"Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya." QS Asy-Syura: 29

"...dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." QS Al-Baqarah: 164

Sengaja penulis sajikan 3 dalil sebagai penguatan maksud seperti apa Dabbah sebenarnya. Ada tiga garibawah yang semuanya merupakan arti dari Dabbah. Pada QS An-Nam:82 Dabbah diartikan sebagai binatang melata namun bisa berbicara. Ini adalah isyarat hari akhir/kiamat.

Sedangkan pada QS Asy-Syura:29 dan Al-Baqarah:164 Dabbah lebih dimaksudkan sebagai hewan melata yang diciptakan Tuhan dengan beragam jenisnya. Dalam tafsir Al-Jalalayn dan tafsir Al-Misbah, keragaman jenis hewan ini diciptakan sebagai tanda kekuasan dan keesaan Tuhan.

Sederhananya, hewan-hewan melata seperti segala jenis ular, kadal, buaya, atau bahkan komodo juga bisa disebut Dabbah dalam konteks ragam ciptaan yang merupakan tanda-tanda kebesaran Tuhan.

Gambar oleh Gary Chambers dari Pixabay 
Gambar oleh Gary Chambers dari Pixabay 

Lalu, apakah bisa dikaitkan kepada tanda kiamat? Untuk lebih jelas, kita bergerak ke Sabda Nabi. Dari Abdullah bin Amr ra, dia berkata:

"Aku hafal dari Rasulullah ra sebuah hadis yang aku tidak akan melupakannya sesudah ini. Aku mendengar Rasulullah bersabda, Sesunggunya tanda hari kiamat yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari arah terbenamnya, muncul binatang melata kepada manusia pada waktu Dhuha. Salah satu dari keduanya muncul sebelum yang satunya, sedangkan yang lain mengikutinya segera." HR. Muslim no. 2941 (Shahih)

"Binatang melata akan muncul, bersamanya ada cincin stempel Sulaiman dan tongkat Musa, lantas ia menjadikan cemerlang wajah orang beriman dan menstempel hidung orang kafir dengan cincin itu, sampai benar-benar para pengkhianat berkumpul dan berkata, inilah wahai mukmin. Dan dikatakan, inilah wahai kafir. Dia berkata, inilah, wahai kafir, dan inilah, wahai mukmin.  " HR. At-Tirmidzi no. 3240 (Hasan)

Kedua hadis di atas merupakan perincian lebih lanjut dari QS An-Naml:82 sekaligus menerangkan bahwa itulah Dabbatul Ardh yang akan datang di akhir zaman kelak.

Kemunculan hewan melata yang mampu berbicara ini akan memisahkan sekaligus menetapkan mana orang-orang kafir dan mana orang-orang beriman. Isyarat ketetapan ini adalah cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa yang dibawa oleh Dabbah.

Ketetapan ini akan semakin kuat dan terang jika kemunculan Dabbah terjadi setelah matahari terbit dari barat. Terang saja, fenomena matahari terbit dari arah tenggelamnya adalah batas akhir terbukanya pintu taubat seperti ungkapan dalil yang pernah kita dengar sebelumnya.

Artinya, ketetapan berupa stempel mukmin dan kafir yang dilakukan dan dikatakan oleh Dabbah tadi adalah ketetapan yang tak bisa diubah lagi. Pintu taubat sudah ditutup, maka kejelasannya hanya 2, yaitu Surga atau Neraka.

Jadi, kalau kembali kita bandingkan Dabbatul Ardh dengan temuan hewan-hewan "aneh" seperti yang penulis ungkapkan di atas tadi, maka sangatlah jauh perbedaannya.

Jika hewan "aneh" yang ditemukan tadi adalah tanda kebesaran dan keesaan Tuhan, maka Dabbah di sini mampu berbicara sekaligus menjadi "pengadil" sementara sebelum ditiupkannya sangkakala sebagai tanda kiamat tiba.

Mengenai tempat kemunculan, ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan "dari bumi" sebagaimana kalam Allah dalam QS An-Naml:82 tadi. Ada yang menyebut Dabbah akan keluar dari bukit Shafa  (Mekah), dari gunung Abu Qubais, dari Tihamah, bahkan ada juga yang menyebut Dabbah akan muncul dari Thaif.

Namun, dari manapun Dabbah muncul nanti agaknya tidak perlu kita persoalkan. Yang lebih penting adalah tentang amal kita, sudah sejauh mana dipersiapkan atau malah masih banyaklah dosa daripada amal baik.

Gambar oleh waldryano dari Pixabay 
Gambar oleh waldryano dari Pixabay 

Hal ini perlu direnungkan karena setiap manusia mesti cepat-cepat sadar terhadap pentingnya bekal diri. Kiamat hanya Allah yang tahu dan tanda-tanda itu bisa terjadi kapan saja tanpa mampu diukur oleh tanggal dan waktu.

Terakhir, agar semakin jadi pembeda hewan-hewan aneh dengan Dabbatul Ardh sebagai tanda kiamat besar maka kita paparkan sedikit bentuk fisik Dabbah seperti yang dijelaskan dalam kitab tafsirnya Ar-Razi.

Dinukil oleh M. Syamsul Haqq Abadi, ukuran tubuh Dabbah dalam satu hadis disebut setinggi 60 hasta dan kepalanya sampai ke awan. Dabbah punya 4 kaki, bulu yang halus pada muka, dan 2 sayap.

Sedangkan menurut Ibnu Jurayj, ciri fisik Dabbah adalah kepalanya seperti kepala kambing, matanya seperti mata babi, telinganya mirip telinga gajah, tanduknya adalah tanduk rusa, dadanya adalah dada singa, warna kulitnya bagai warna kulit harimau, lambungnya mirip lambung sapi, ekornya seperti ekor domba jantan, dan tapak kakinya adalah tapak kaki unta.

Andai mau membayangkannya sedikit saja, maka semakin tak terbayangkanlah seperti apa sebenarnya Dabbah yang Allah utus di akhir zaman nanti.

Maka dari itulah, agaknya sembrono sekali jika ada orang yang mampu mencocoklogikannya dengan hewan aneh yang kecil dan mencocoklogikannya dengan Dabbah yang akan muncul di hari kiamat nanti.

Jelasnya, kiamat adalah perkara besar yang mungkin tak akan mampu kita hadapi. Bahkan, walaupun dengan iman yang mantap sekalipun, hampir tiada orang yang mau menemui tanda-tanda kiamat besar. Entah itu Ad-Dukhan, Dajjal, Yakjuj Makjuj, hingga Dabbah sekalipun.

Kadang, jangankan mau bicara tentang tanda-tanda kiamat besar, melawan virus kecil bernama corona saja seisi dunia sudah pontang-panting. Apalagi huru-hara akhir zaman nanti?

Sejatinya, janganlah dianggap bahwa tanda-tanda kiamat besar hanyalah hal yang mudah bin sepele. Kita manfaatkan kesempatan pintu taubat yang masih terbuka hingga hari ini. Kita mantapkan iman, perkuat ketakwaan dan selalu memohon ampun kepada Allah.

Wallahua'lam bissawab.

Rumah baca:

Al-Qur'an dan Terjemahannya
"Aun al-Mab'ud, Muhammad Syamsul Haq Abadi
Kitab Al-Fitan wa Asyrath As-Sa'ah
Ensiklopedi Akhir Zaman, M. Ahmad Al-Mubayyadh
Kemunculan Ular Kecil Berkaki 4
Kemunculan Ular Bertanduk
Foto Binatang Pembawa Pesan Kiamat Dabbah di Israel
Temuan Hewan Berbadan Kelelawar yang Bisa Berenang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun